DaerahBali

Pengusaha/Peternak Babi Tak Ngaruh Pengiriman Keluar Bali Dengan Isu Matinya Ribuan Bibit Babi Di Desa Bila

439
×

Pengusaha/Peternak Babi Tak Ngaruh Pengiriman Keluar Bali Dengan Isu Matinya Ribuan Bibit Babi Di Desa Bila

Sebarkan artikel ini

Singaraja.Faktapers.id – Kasus (bibit babi) alami kematian di Desa Bila kecamatan Kubutambahan/Buleleng milik perusahaan (ABS) terjadi secara bertahap diduga akibat terjangkit virus African Swine Fever (ASF) pada bulan Januari- Maret-April 2023 lalu.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng melalui Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Buleleng I Made Sumiarta bersama Tim Provensi Bali telah melakukan investigasi serta mengambil cempel untuk diuji Lab sehingga kejadian kasus tersebut tidak terulang kembali. Saya pengusaha 3 tahun lalu pernah terjadi kasus yang sama.

Dari investigasi Distan, perusahaan tersebut memelihara babi penggemukan sebanyak 1.300 yang didatangkan dari luar daerah itu dan kematian tersebut berakhir di bulan April 2023 malah baru diviralkan dibulan mei 2023 ini padahal dikandang tersebut telah kosong dan 3 tahun lalu sempat berkasus yang sama.

Terhadap seringnya mati bibit Babi di kandang tersebut, salah satau peternak Babi dan pengirim Babi terbesar di Buleleng mengungkapkan, masyarakat diharapkan tidak resah/kawatir dan jangan terpengaruh, dan Dinas harus melakukan pemusnahan hewan sehingga tidak merembet ke tempat lain

Menurut Gustu Budi Lesmana pengusaha terkenal di Nusa Dua Bali pada Minggu (7/5) mengatakan,

“Dinas berkewajiban melindungi petani atau masyarakat untuk tidak mendapatkan pakan kurang sehat dalam memelihara ternaknya serta memberikan edukasi kandang ternak yang baik dan sehat. Dan untuk kematian Babi harus dilakukan pengecekan penyakitnya tersebut apa dan disemua aspek harus di cek karena virus African Swine Fever (ASF) lumayan bertahan serta belum ada vaksinnya’kata Gustu Budi Lesmana

Terhadap pencegahan dini diperlukan pemeliharaan atau sterilisasi terhadap kandang itu sendiri seperti penyemprotan Disinfektan,”Babi itu harus memang dijaga kebersihanya baik dari kandang, orang lain tidak boleh keluar masuk ke kandang itu sendiri secara sembarangan dan pakan pun kita tak pernah tahu jenis yang diberikan, ujar Gustu.

Pengusaha yang sudah profesional asal Liligundi ini juga terhadap pelaku usaha kadang kala jarang sesegera mungkin melaporkan kasusnya ke Dinas, “Kadang jarang juga pelaku usaha ternak melaporkan kasus kematian babinya, saya harapkan pelaku usaha sesegera mungkin melapor supaya Dinas lebih cepat memberikan penanganan atau tindakan sehingga penyakit tersebut tidak menyebar luas, “papar Gustu

Terhadap tempat/rumah pemotongan hewan ternak diharapak para Kleder tidak bermain spekulasi di saat ada suatu daerah yang babinya terpapar penyakit, belilah babi yang sehat dengan harga wajar. Babi sakit biarkan dimusnahkan agar penyakit tidak menyebar serta masyarakat juga mendapatkan daging yang baik. ”Yang biasanya menjadikan harga murah karena ketakutan dari para peternak di sekitar daerah terpapar yang berbondong-bondong menjual babinya secepat mungkin. Trauma waktu ASF dulu masih membekas di pikiran peternak lho” kata Gustu.

Kendati terjadi isu mati babi secara besar-besaran tetapi pengusaha Gustu tak pernah mundur untuk melakukan pengiriman babi konsumsi keluar Bali. Bahkan pihaknya dalam waktu dekat ini akan melakukan pengiriman babi mencapai 2.000 ekor yang tentunya sudah tervaksi bebas virus “Tidak ngaruh untuk melakukan pengiriman dalam waktu dekat ini karena kami dan peternak lainya lakukan pemeliharaan yang super ketat jadi babi itu sehat. Begitu kena virus hewan harus dimusnahkan karena virus African Swine Fever (ASF) belum ada obatnya dan harus dilakukan penganganan yang Insentif,”terang Gustu Budi Lesmana.

(ds)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *