Jakarta, Faktapers.id – PT Pelabuhan Indonesia (Pesero) turut serta menjadi bagian dalam meningkatkan ketahanan energi Indonesia dengan menjalin kesepakatan bersama PT Pertamina International Shipping mengenai sinergi rencana kerja sama pengembangan Jakarta Integrated Green Terminal (JIGT) di Terminal Kalibaru.
Dilansir dari World Energy Council tahun 2021 bahwa ketahanan energi Indonesia menempati peringkat ke-58 dari 127 negara yang didasarkan pada 4 indikator, yakni ketersediaan sumber energi, kemudahan akses, keterjangkauan harga dan pasokan, dan penggunaan energi ramah lingkungan.
Penandatanganan kerja sama dilakukan oleh CEO PIS Yoki Firnandi dan Direktur Strategi Pelindo Prasetyo, disaksikan oleh Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo dan Direktur Utama Pelindo Arif Suhartono.
“JIGT Kalibaru merupakan mega proyek infrastruktur yang menjadi bukti komitmen pemerintah terkait transisi energi, terminal ini tidak hanya untuk ketahanan energi nasional tapi juga untuk energi yang berkelanjutan ke depan,” ujar Wamen Kartika.
JIGT, kata Kartika, juga diyakini bisa mendorong daya saing indeks logistik Indonesia di kancah global.
“Dengan teknologinya yang super modern dan terdigitalisasi, JIGT juga merupakan pembuktian Indonesia untuk proyek infrastruktur logistik berstandar internasional yang ke depannya bisa mendorong indeks performa logistic Indonesia,” jelasnya.
Arif Suhartono, Direktur Utama Pelindo, dalam sambutannya menjelaskan kesepakatan ini merupakan tindak lanjut atas perjanjian induk yang telah ditandatangani sebelumnya sebagai perwujudan nyata sinergi antar perusahaan BUMN.
“Meningkatkan ketahanan energi Indonesia perlu menjadi perhatian bersama, untuk itu Pelindo dan Pertamina mengambil bagian pada peningkatan infrastruktur energi dalam hal ini pengembangan Jakarta Integrated Green Terminal guna menunjang hal tersebut” tambah Arif Suhartono.
CEO Pertamina International Shipping, Yoki Firnandi, menyebutkan kebutuhan energi yang semakin tinggi dan dinamis, membutuhkan kehadiran terminal energi baru untuk mendukung Plumpang. JIGT Kalibaru akan hadir untuk menjawab kebutuhan energi tersebut, sekaligus bukti komitmen transisi dan bauran energy.
“Kapasitas penampungan bisa mencapai hingga 6,3 juta barel untuk memenuhi kebutuhan energi area Jabodetabek dengan potensi peningkatan untuk ketersediaan bahan bakar di masa depan. Pengembangan JIGT akan disertai dengan penerapan teknologi modern terkini, sistem yang terdigitalisasi dan automasi yang memastikan operasional terminal lebih safety dan efisien,” tambah Yoki.
JIGT akan menjadi pintu gerbang ekosistem perdagangan energi/energy trading melalui koridor Singapura – Indonesia yang memiliki alur perdagangan global untuk minyak dan LNG. Hal ini akan memberikan nilai yang optimum untuk mengembangkan potensi bisnis ke depannya dalam rangka menjaga Ketahanan Energi Nasional.
“JIGT akan mengadopsi konsep ramah lingkungan. Dalam kolaborasi ini, Pelindo akan fokus pada layanan kepelabuhanan untuk mendukung keberhasilan pengembangan proyek JIGT ini yang sudah ditunggu oleh pemerintah.” tutup Arif.
(Han)