Singaraja.Faktapers.id – Desa Adat Anturan Kecamatan Buleleng/Bali kembali menggelar upacara /piodalan yang di mulai dari Pura Dalem dengan pementasan beberapa kesenian
Piodalan yang disebut karya alit(kecil), Desa Adat menganggarkan biaya pioldalan ratusan jutaper satu pura/Kayangan Tiga kendati ekonolmi masyarakat Desa Anturan saat ini dipurukkan oleh bangkrutnya LPD yang dikorupsi oleh sang ketua namun antusias masyarakat selaku kerama dalam melaksanakan upacara cukup tinggi.
Piodalan yang dimulai dengan Negem Dewasa / Nunas Tirta Paberatan sejak tanggal 5 Oktober 2023 yang dibarengi oleh ratusan kerama adat Anturan secara bergotong royong datangi pura membuat perlengkapan dan sarana bebanten yang digunakan sajen untuk dipersembahkan kepada sang pencipta Ida Hyang Widhi Wasa. Pada 16/10/2023 kerama adat datang kembali dengan membawa sarana bebanten untuk dipersembahkan sampai malam hari dengan pamentasan tarian tradisional “Gambuh” salah satu tarian tak dimiliki desa adat lainya dan keseokan dilaksanakan pengelungsuran dan dibarengi dengan pementasan berbagai kesenian yang dimiliki Desa Adat, begitu juga puncak pidalan pada 20/10/2023. Beberapa pementasan seni ditampilkan untuk melestarikan budaya yang diwariskan leluhur.
Bendesa Adat Anturan Ketut Mangku didampingi Ketua Kertha Desa Made Suwinaya ketika dikonfirmasi awak media Fakta usai menjalankan upacara keagamaan (20/10 )mengatakan, bahwa dengan situasi LPD dalam gelora keruntuhan namun masyarakat dalam menyelenggarakan upacara sangat antusias,
“Dengan situasi desa seperti ini dalam rangka melaksanakan piodalan dipura dalem Anturan masyarakat kami sangat antusias mulai awal acara Negem Dewasa sampai Pengelebar berakhir berjalan dengan baik tanpa ada halangan sedikitpun berkat dukungan seluruh kerama adat kami di Anturan, dalam arti meningkatkan srada baktinya kepada sang pencipta. Dengan kondisi LPD saat itu kerama adat tidak terpengaruh secara signifikan bahkan kerama antusiasnya sangat tinggi artinya kesadaran masyarakat cukup kami akui ,”kata Ketut Mangku
Bendasa Adat lebih lanjut memaparkan terkait upacara Alit yang dilaksanakan untuk tahun 2023 ini,”Piodalan yang kita laksanakan ini berjenjang dalam kata arti Karya Alit yang tidak menggunakan sarana hewan berkaki empat hanya saja menggunakan Ayam dan Bebek.Kalau karya besar cirinya menggunakan hewan berkaki empat yang setiap 2 tahun kita laksanakan. Untuk selanjutnya Karya Alit akan dilaksanakan di Pura Desa Balai Agung dan Pure Gede Patih, berlanjut penerus ke Pura Segara pada November 2023,”jelas
Ketut Mangku lebih menjelaskan terhadap generasi muda yang memiliki bakat seni akan dipupuk dengan dibentuknya wadah /kelompok untuk melestarikan Budaya Bali yang diwiriskan leluhur.
Ketua Lembaga Adat dalam hal ini Kertha Desa yang dikomando Made Suwinaya, S.H selaku prajuru adat sangat mersa bangga dengan kemampuan kerama adat dalam mengaturkan sembah bakti kepada sang pencipta jagat Bali, “Kami sangat bersyuhkur terhadap pelaksanaan upara pioldalan alit ini kepada seluruh kerama adat dan kami memiliki harapan nantinya bagaimana sesuai dengan misi prajuru sebisa mungkin bersama kerama melaksanakan upacara dengan baik tanpa timbul gejolak dan kami di prajuru tetep menjaga semangat kerama sehingga kedamaian terwujud dan masyarakat diberikan keselamatan dalam mencari rejeki,” Made Suwinaya
Lanjut kata Made Suwinaya, “dalam melaksanakan dresta adat seni dan budaya Hindu, khusus di Anturan sangat berjalan baik seperti pementasan kesenian duen desa seperti Tarian Gambu,Barong walaupun yang usianya tua tetapi yang muda pun ikut ambil bagian dan generasi ini yang nantinya kita jaga keberadaanya,”jelas Made Suwinaya.
(ds)