Jakarta, faktapers.id – Menkominfo Budi Arie Setiadi mendapat kritik tajam dari berbagai pihak yang menilai gagal menjaga keamanan data yang terdapat di PDNS 2.l dari serangan ransomware yang menargetkan server Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 milik Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Bahkan kejadian ini menimbulkan desakan dari berbagai pihak agar Budi Arie mengundurkan diri
Desakan agar Budi Arie mengundurkan diri semakin menguat di kalangan masyarakat. Sebuah petisi online telah dibuat untuk meminta Budi Arie mundur dari jabatannya.
Akan tetapi, Ketua Umum Relawan Pro Jokowi (Projo) ini tampaknya perduli dengan kritikan dan desakan padanya untuk mundur. Ia belum menunjukkan tanda-tanda akan memenuhi tuntutan tersebut.
Budi Arie lebih mengambil langkah menutup akun Instagram-nya. Pada Kamis (4/7) pukul 15.15 WIB, akun tersebut sudah berada dalam mode privat, sehingga tidak dapat diakses oleh publik.
Hingga saat ini, Budi Arie belum memberikan keterangan resmi terkait penutupan akun media sosialnya. Upaya untuk menghubungi Budi Arie juga belum mendapatkan respons.
Serangan ransomware ke server PDNS 2 telah menyebabkan gangguan signifikan pada berbagai layanan publik yang mengandalkan data dari server tersebut. Insiden ini mengungkapkan kelemahan dalam sistem keamanan siber di Kementerian Kominfo, yang seharusnya menjadi garda terdepan dalam melindungi data pemerintah dan masyarakat.
Banyak pihak menilai bahwa kejadian ini merupakan bukti nyata dari kurangnya kesiapan dan kemampuan Kementerian Kominfo dalam menangani ancaman siber. Kritikan juga datang dari berbagai tokoh masyarakat dan pakar teknologi informasi yang menekankan pentingnya peningkatan keamanan siber di tengah meningkatnya ancaman digital.
Sejauh ini, Budi Arie belum memberikan pernyataan resmi terkait desakan mundur atau langkah-langkah yang akan diambil untuk memperbaiki keamanan siber di Kementerian Kominfo. Masyarakat dan berbagai pihak terus menunggu tindak lanjut dari pemerintah mengenai insiden ini dan langkah-langkah preventif yang akan diambil untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
Sementara itu, serangan ransomware ini menjadi pengingat akan pentingnya investasi dalam keamanan siber dan pelatihan untuk para profesional yang terlibat dalam pengelolaan data pemerintah. Kejadian ini juga menggarisbawahi perlunya koordinasi yang lebih baik antara berbagai lembaga pemerintah dalam menghadapi ancaman siber yang semakin kompleks.
Tak hanya itu, insiden ini memberikan tekanan tambahan bagi Budi Arie Setiadi dan Kementerian Kominfo untuk segera mengambil langkah-langkah konkret dalam meningkatkan keamanan siber dan memastikan bahwa data-data penting milik pemerintah dan masyarakat terlindungi dengan baik.
()