Kesahatan

Insiden Makanan Tak Layak Konsumsi di Program MBG Bombana, Puluhan Siswa SD Mual dan Muntah

46
×

Insiden Makanan Tak Layak Konsumsi di Program MBG Bombana, Puluhan Siswa SD Mual dan Muntah

Sebarkan artikel ini
Kolase foto tangkapan video murid Sekolah Dasar Negeri atau SDN 33 Kasipute, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra), muntah-muntah diduga menyantap menu makan gratis di sekolahnya, pada Rabu (23/04/2025).

Bombana | faktapers.id +Ketatnya pengawasan seharusnya menjadi standar dalam program pemerintah, terlebih jika menyangkut anak-anak. Namun, insiden di SDN 33 Kasipute, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara, justru menunjukkan celah dalam pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Pada hari ketiga pelaksanaan program ini, Rabu, 23 April 2025, belasan murid mengalami mual dan muntah usai mencium aroma tidak sedap dari paket makan siang yang disediakan.

Menu hari itu terdiri dari nasi, chicken karaage, tahu goreng, dan sayur sop sawi putih-wortel. Namun, aroma amis dari hidangan ayam membuat siswa kehilangan selera makan, bahkan beberapa sampai mengalami gejala mual. Kepala SDN 33 Kasipute, Santi Jamal, membenarkan peristiwa tersebut. Ia menyebutkan bahwa puluhan paket makanan menunjukkan tanda-tanda tidak layak konsumsi. “Kami kumpulkan daging ayam yang terindikasi bau dan mengembalikannya ke penyedia,” ujar Santi, Kamis, 24 April 2025.

Padahal, pada dua hari sebelumnya, pelaksanaan program berjalan lancar. Seluruh murid yang berjumlah 493 orang menikmati makanan tanpa keluhan. Namun insiden di hari ketiga ini membuat pihak sekolah mempertanyakan standar kontrol kualitas dari penyedia makanan.

Kepolisian pun turut turun tangan. Kapolres Bombana Ajun Komisaris Besar Wisnu Hadi mengungkapkan bahwa dari total 1.026 paket MBG yang didistribusikan ke tiga sekolah sasaran awal—SDN 33 Kasipute, SDN 08 Kasipute, dan SDN 27 Doule—sebanyak 53 paket dinyatakan tidak layak konsumsi. Pemeriksaan menunjukkan bahwa menu chicken karaage yang seharusnya disimpan dalam freezer box malah ditempatkan di chiller kulkas, yang membuat kualitasnya menurun drastis.

“Menu itu belum sampai dikonsumsi oleh siswa. Mereka muntah hanya setelah mencium baunya. Total ada 10 murid yang mengalami muntah-muntah,” jelas Wisnu. Ia menambahkan, pihaknya tengah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan untuk melakukan pengecekan laboratorium terhadap sampel makanan dan akan memanggil pihak terkait dalam waktu dekat.

Dari sisi teknis gizi, ahli dari Politeknik Kesehatan Kendari, Melda Dwi Febriani Putri, menyatakan bahwa dugaan utama terletak pada kegagalan dalam rantai distribusi dan penyimpanan. Meski tidak ada indikasi makanan basi, penurunan kualitas aroma sudah cukup untuk membuat makanan tidak layak konsumsi. “Kami akan memperketat pengawasan, khususnya saat pengolahan dan pengiriman. Kami juga akan menambahkan protokol uji kualitas di dapur penyedia,” tandas Melda.

Program MBG di Bombana sendiri baru dimulai sejak 21 April 2025 dan menyasar tiga sekolah dasar di wilayah Kasipute. Insiden ini menjadi peringatan dini bahwa meski program bertujuan mulia, pelaksanaannya tak bisa lepas dari tanggung jawab pengawasan yang ketat, demi keselamatan dan kenyamanan siswa.

[]