Headline

Warga Pejarakan Keluhkan Pengerukan Pantai Berpasir Putih

637
×

Warga Pejarakan Keluhkan Pengerukan Pantai Berpasir Putih

Sebarkan artikel ini

Singaraja.Bali.Faktapers.id– Warga Desa Pejarakan Dusun Marga Garuda Kecamatan Gerokgak/Bali keluhkan pantai pasir putih di bolduser dengan alat berat oleh oknum pengembang usaha.

Diketahui kawasan sempadan pantai tersebut banyak memiliki pohon bakau yang sebelumnya ditaman kelompok dan mestinya patut dijaga, namun pihak pengembang diduga semena-mena tanpa melakukan koordinasi dengan Desa Adat dan Dinas setempat.

Seperti yang dikeluhkan Kelian Banjar Adat Marga Garuda Kadek Yasa,atas laporan masyarakat yang   mencari ikan melihat beberapa alat berat sedang mengeruk pasir putih dekat pura  yang berada dipinggir pantai dikonfirmasi Faktapers.id Senin(30/11) siang setelah pihaknya menengok langsung kelokasi untuk memastikan kejadian sebenarnya.

Dipaparkannya kami merasa miris melihat pantai yang biasa kami gunakan bermain atau mencari ikan dikeruk oknum perusahaan, dan kami langsung tanyakan kepada kepala desa apakah beliau tau juga pantai yang ada bakau dikeruk dan lagi sempadan pantai dibendung, ternyata tidak ada konfirmasi apa dari pihak pengelola. Kami mewakili  masyarakat secara umum setidaknya pihak pengembang melakukan pemberitahuan lah kepada desa kami maupun dengan masyarakat kami supaya tidak ada tanda tanya negatif,”papar Kadek Yasa.

Menurutnya apa yang dilakukan pengembang sangat tidak wajar apalagi tanpa konfirmasi. Kalau itu penataan menurut kami bukan begitu caranya itu pengerusakan, apalagi ada kelompok penanam bakau-nya.Dulu tahun 2004 masyarakat kami mengambil sekarung  pasir menjadi permasalahan tapi kok ini menjadi pembiaran otomatis ini pengerusakan jelas-jelas  dipelihara dan ditanami bakau oleh kelompok bakau kami merasa kecewa.

“Kami sangat keberatan dimana pinggir pantai atau pewe widangan desa tetep kami jaga ini kok tanpa konfirmasi, kalau tujuanya kedepan mau untuk  mengembangkan atau  membangkitkan ekonomi tingkat desa kami disini setuju saja tapi setidaknya konfirmasi dengan desa tujuanya apa, kalau masyarakat kami mau main kepantai sedangkan lewat tidak ada akses . Yang lebih penting kami  minta pihak pengembang koordinasi dengan desa maupun masyarakat dan satu hal disana ada pura kecil yang di bangun dari dulu patut disembahyangi,”jelas Kadek Yasa.

Lahan yang dikeruk pihak perusahaan diduga HGU 8/7 Desa Pejarakan. Selaku Kelian Banjar Adat, Kadek Yasa ingin kejelasan pihak terkait andai kata masyarakatnya bertanya peruntukanya untuk apa.

“Kami cuman ingin kejelasan hal itu supaya tidak ada pro kontrak masyarakat dengan pengelola , kemarin warga mau demo kesana namun kami stop dan kita tanyakan ke pihak desa dinas. Kemana kami harus mengadu sedangkan dulu mencari pasir sekarung diproses ada apa ini badan pengelola,”pungkasnya.

Sisi lain selaku bagian dari kelompok penanam bakau /Mangrove Ketut Nasa melihat kondisi seperti itu merasa miris melihatnya (Senin.30/11), hingga dilokasi dapat bertemu dengan para pihak,

“Tadi kami juga cek lokasi pengerukan itu,dan ternyata benar adanya. Melihat itu kami maunya hentikan sementara petugas pengeruknya, namun tenaga itu mengatakan atas perintah orang yang bernama pak Haji Setyo Irianto. Akan tetapi petugas itu menyuruh kami menunggu agar bisa bicara langsung dengan pak Haji, beberapa menit kami tunggu orangnya datang. Dari pertemuan itu kami pertanyakan ke pak Haji pengerukan ini sudah dapat ijin dari kantor desa dan tujuannya untuk apa, nah katanya sudah ada pemberitahuan ke desa,tapi pak Mekel Astawa menyebutkan belum ada ijin.

Kedua belah pihak rencana Selasa ini akan melakukan pertemuan seperti yang dipaparkan Ketut Nasa,”Namun besok disuruh kekantor desa. Dia bilang wilayah tersebut katanya masih menjadi bagian dari sertifikat HGU PT yang di wakili entah itu TAD atau Puskopad kami belum tau.

“Nah kami minta untuk menghentikan kan sementara namun yang bersangkutan mau jalan karena kalau dihentikan kerugian tenaga dan sewa dan alat berat. Kami sepakat pertemuan di kantor desa. Kami khawatir dengan pengerukan ini, besar kemungkinan pohon mangrove yang ada selatannya itu lama-lama  akan tergerus apalagi mendekati musim ombak besar pasti semua mangrove akan disikat ombat dan habis sudah”ujar Nasa. Des

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *