Digitalisasi Solusi Pemberdayaan Perempuan Dimasa Pandemi

532
×

Digitalisasi Solusi Pemberdayaan Perempuan Dimasa Pandemi

Sebarkan artikel ini

Jakarta, faktapers.id – Perempuan berdaya Indonesia maju, itulah yang menjadi semangat bagi kita untuk bersama mencari solusi atas tantangan-tantangan yang dihadapi oleh perempuan Indonesia. Pandemi Covid-19 telah memperburuk ketimpangan gender sehingga perempuan menjadi lebih rentan. Belum lagi dari sisi ekonomi, banyak perempuan pengusaha yang mengalami penurunan omset secara drastis akibat penerapan pembatasan sosial dan adaptasi kebiasaan baru.

Menyikapi persoalan ini, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga mengajak seluruh pihak untuk melakukan langkah konkret dalam memajukan perempuan Indonesia melalui pemberdayaan ekonomi digital.

“Perempuan yang berjumlah hampir setengah dari populasi Indonesia, memiliki peran sangat penting dalam perekonomian bangsa. Data Perkembangan Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) dan Besar di Indonesia pada 2014-2018, menunjukkan dari total 64 juta unit usaha di Indonesia, 99,99% di antaranya adalah UMKM, dimana lebih dari 50% usaha kecil dimiliki oleh perempuan (Survei Bank Dunia, 2016),” ungkap Menteri Bintang dalam acara Peluncuran dan Diskusi Publik tentang Laporan ‘Memanfaatkan Digitalisasi untuk Mengatasi Covid-19: Sebuah studi kasus di Indonesia tentang usaha Mikro dan Kecil Milik Perempuan.’

Sayangnya, di masa pandemi ini, kegiatan usaha mengalami penurunan omset hingga 70% akibat pembatasan sosial dan adaptasi kebiasaan baru (Data Kemenkop UKM, Oktober 2020).

“Namun, saya yakin bahwa di balik setiap tantangan pasti ada kesempatan. Dalam hal ini, kesempatan yang dapat kita raih adalah memanfaatkan teknologi informasi, berinovasi, dan berpikir kreatif,” ujar Menteri Bintang.

Menindaklanjuti hal ini, United Nations (UN) Covid-19 Response and Recovery Multi-Partner Trust Fund (Covid-19 MPTF) bersama Inisiatif Women Count dari UN Women, meluncurkan laporan ‘Memanfaatkan Digitalisasi untuk Menghadapi Covid-19’ yang menyoroti dampak Covid-19 bagi pengusaha perempuan dan Usaha Mikro Kecil (UMK) milik perempuan di Indonesia pada sektor makanan dan minuman, serta penggunaan platform digital sebagai salah satu strategi bertahan utama untuk UMK dalam menghadapi pandemi dengan perspektif gender.

Lebih lanjut, penelitian ini juga merefleksikan pentingnya kerja sama multisektoral sebagai pendukung utama pengumpulan data dan melakukan analisis untuk menginformasikan pembuatan kebijakan dalam menghadapi tantangan sosioekonomi, dan memastikan bahwa tidak ada seorang pun yang tertinggal dalam upaya respons dan pemulihan Covid-19 di Indonesia.

“Perempuan Indonesia berperan signifikan dan berkontribusi pada bidang ekonomi sebagai pemilik dan pengusaha UMK. Dengan sumber daya yang terbatas, penting untuk menggunakan kombinasi data dan inovasi dengan langkah kebijakan spesifik untuk memastikan bahwa Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) juga mendukung UMK milik perempuan. Kami percaya bahwa ini akan menjadi kunci dalam memastikan ketahanan dan pemulihan ekonomi Indonesia di tahun 2021,” ucap Jamshed Kazi, UN Women Representative and Liaison to ASEAN.

Jamshed menuturkan laporan tersebut juga akan memberikan masukan penting tentang upaya dalam mendukung dan memanfaatkan kekuatan teknologi yang memberdayakan perempuan secara berkelanjutan, selama dan setelah pandemi Covid-19.

Pada acara ini, Menteri Bintang memberikan apresiasi kepada UN Women beserta seluruh pihak terkait yang telah meluncurkan laporan ‘Memanfaatkan Digitalisasi untuk Menghadapi COVID-19.’ “Rekomendasi yang dihasilkan dari laporan ini akan sangat bermanfaat bagi berbagai sektor, tidak terkecuali pemerintah sebagai pembuat kebijakan. Kebijakan efektif dan tepat sasaran dalam menyelesaikan berbagai permasalahan publik merupakan kebijakan yang didasarkan pada data,” jelas Menteri Bintang.

Menteri Bintang berharap pertemuan tersebut dapat menjadi wadah bagi berbagai sektor penting untuk dapat memahami sejauh mana dampak Covid-19 pada perempuan pengusaha serta memberikan ruang diskusi dalam merumuskan langkah konkret demi memajukan perempuan Indonesia melalui pemberdayaan ekonomi digital.

“Selama ini banyak perempuan termarjinalkan, dianggap tidak bisa padahal mereka hanya tidak diberikan akses dan dukungan yang cukup. Kolaborasi antar sektor adalah kunci penyelesaian berbagai isu menuju perempuan berdaya, Indonesia maju. Mari kita buka kesempatan seluas-luasnya bagi perempuan Indonesia untuk dapat berkarya, khususnya melalui pemanfaatan teknologi digital, karena karya perempuan tidak hanya menjadi manfaat bagi diri mereka sendiri, tetapi juga keluarga, bahkan bangsa,” tegas Menteri Bintang.

Adapun beberapa temuan kunci dari laporan ‘Memanfaatkan Digitalisasi untuk Menghadapi Covid-19’ yaitu :
1. Digitalisasi membantu UMK milik perempuan untuk bertahan bahkan berkembang jika mereka adalah usaha muda (dimulai dalam setahun terakhir). Lebih dari 50% menggunakan lebih dari tiga platform digital untuk menjalankan bisnis;
2. 82 persen perempuan mencatat bahwa menggunakan solusi digital membantu mereka untuk menyeimbangkan pekerjaan serta tanggung jawab domestik dan keluarga dengan lebih baik;
3. Diperkirakan 75 % UMK milik perempuan, dibandingkan 78 %UMK milik laki-laki telah mengambil tindakan untuk menghadapi hilangnya pemasukan. Namun, perempuan memiliki lebih sedikit pilihan dalam menghadapi situasi ini. Her

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *