Singaraja.Bali.Faktapers.id –Hari Raya Galungan yang dilaksanakan umat Hindhu Rabu (10/11) dimaknai sebagai hari kemenangan Dharma (Kebaikan) melawan Adharma (Keburukan). Tepat Budha Kliwon wuku Dunggulan masyarakat Hindhu akan menghaturkan puja dan puji syuhkur kehadapan Ida Sanghyang Widhi Wasa (Tuhan YME).
Hari Raya Galungan dan Kuningan Saka 1943 diakui sebagai hari suci besar khusus di Bali bahkan di dunia , bersatunya rohani supaya mendapatkan pandangan yang terang untuk melenyapkan segala kekacauan pikiran. Sebelumnya segala persiapan sarana bakti selain kepada Tuhan Yang Maha Esa juga terhadap leluhur yang dilakukan dari hari Senin (8/11). Di Minggu berkutnya Hari Raya Kuningan tidak jauh berbeda dengan Hari raya Galungan sama dengan menghaturkan sembah bakti di berbagai Pura sebagai wujud ucapan sembah bakti. Jadi inti dari makna hari raya kuningan adalah memohon keselamatan, kedirgayusan, perlindungan dan tuntunan lahir-bathin kepada para Dewa, Bhatara, dan para Pitara.
Selaku Kades yang kembali diberikan kepercayaan memangku jabatan pada Pilkades 31 Oktober 2021 bersama segenap staf kepemerintahan Desa Tigawasa mengucapkan Selamat Merayakan Hari Raya Galungan & Kuningan semoga seluruh umat senantiasa diberikan keselamatan,kesehatan lahir dan batin.
“Mari jaga kerukunan umat beragama yang penuh keramah tamahan serta lestarikan budaya Bali dan Buleleng sehingga Bali semakin diminati sebagai obyek wisata dunia ”ujar Kades I Made Suadarmayasa
Lanjut Suadarmayasa yang Lazim dipanggil Regog dan juga selaku Bendesa Adat Desa Tigawasa Kecamatan Banjar , “ Hari Raya Galungan adalah Hari untuk menyatukan kekuatan rohani agar mendapat pikiran dan pendirian yang terang. Bersatunya rohani dan pikiran yang terang inilah wujud dharma dalam diri.
Sedangkan segala kekacauan pikiran itu (byaparaning idep) adalah wujud adharma. Dari konsepsi lontar Sunarigama inilah didapatkan kesimpulan bahwa hakikat Galungan adalah merayakan menangnya dharma melawan adharma,”paparnya. Des