Headline

Warga Adat Galiran Tolak Keras Yayasan Sentana Krematorium , Akan Buat Balai Dekat Pura PP

497
×

Warga Adat Galiran Tolak Keras Yayasan Sentana Krematorium , Akan Buat Balai Dekat Pura PP

Sebarkan artikel ini

Singaraja, Faktapers.id – Kerama Adat Galiran Desa Baktiseraga/Buleleng beramai-ramai datangi wilayah Pantai Penimbangan yang berlokasi sebelah timur pura Segara

Kedatangan warga/kerama adat Galiran Selasa (14/12) pukul 10.30 yang di koordinir oleh Bendasa adat atas penolakan pembuatan Bale Nyekah dari Yayasan Santana Krematorium Bekerja Sama Dengan Adat Tista

Pecalang Adat Galiran dengan berpakian lengkap bersama Polres Buleleng mengawal warganya sejumlah 20 orang dari masing-masing perwakilan dengan pemasangan spanduk menolak keras pembuatan Balai di pesisir pantai setempat pasalnya daerah tersebut banyak berjejer warung yang dijadikan obyek wisata

Hadir perwakilan Yayasan Jro Sentana selaku Wakil Kelian Desa Adat Tista, mewakili Bendesa Jro Pardi. Kelian Adat Galiran Jro Putu Anteng, pihak Desa adat Galiran sesuai dengan surat kesepakatan Desa Adat Galiran yang ditujukan kepada Desa Adat Tista yang isinya menolak pembangunan tempat nyekah rangkaian Krematorium Yayasan Sentana yang bekerja sama dengan Desa Adat Tista.

Kepada awak media Jro Putu Anteng selaku Bendasa yang memegang kekuasaan diwilayah tersebut kendati lahan yang digunakan pesisir pantai mengungkapkan, “Desa Adat Galiran sudah memasang baliho untuk penolakan dimana isi baliho yaitu sementara pembangunan ini di stop tidak dapat rekomendasi dari Desa Adat Galiran. Kami mengemban aspirasi Desa Adat Galiran dengan tegas untuk menghentikan proses pembangunan sampai ada keputusan, ”ujarnya

Sementara Jro Sentana perwakilan dari Yayasan Sentana bekerja sama dengan Desa Adat Tista dalam penyampainanya mengatakan, “Pembangunan di lokasi adalah pembangunan sumur bor dan Wc dimana tanah milik Yayasan Sentana yang direncanakan untuk tempat peristirahatan oleh Yayasan Sentana. Yayasan Sentana untuk kedepannya pihaknya tidak mengetahui akan dibangun bangunan berfungsi untuk apa (yayasan yang mengetahuinya), “jelasnya

Terkait dengan adanya penolakan dari pihak Desa Adat Galiran pihak Desa Adat Tista tidak ada permasalahan,hanya saja penolakan terhadap yayasan atas pelanggaran awig-awig Desa Adat Galiran.

Ketut Jengiskan selaku tokoh masyarakat juga dengan keras menolak hal tersebut, “Desa Adat Galiran tidak mengingikan adanya polemik dengan Desa Adat Tista, saya mengharapkan pihak Yayasan untuk mentaati awig-awig Desa Galiran,”ungkapnya

Sementara proses pembangunan dihentikan menunggu mediasi kedua belah pihak, bilamana proses pembangunan dilanjutkan untuk proses pembangunan yang lain karena Desa Adat Tista berpolemik dengan Desa Adat Bangkang yang awalnya melakukan proses pembangunan jalan akan tetapi Desa Adat Tista tetap melakukan pembangun disertai dengan pembangunan Krematorium di sebelah kuburan. Dijelaskan pula bahwa bilamana pembangunan tetap dilaksanakan kerama Desa Adat Galiran akan menentukan sikap sendiri. ds

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *