Medan, Faktapers.id – Ketua Umum Yayasan Cinta Budaya Kain Nusantara (CBKN) dan Pembina Komunitas Tekstile Tradisional Indonesia (KTTI) Prof. Anna Mariana di kediaman rumah dinas Wali Kota Medan, Sumatera Utara pada Sabtu, 10 Desember 2021 lalu.
Kunjungannya bersama jajaran ini dimaksudkan untuk menyambut acara pada 22 Desember mendatang yang berkaitan dengan Hari Ibu. Sekaligus beraudiensi dengan Kahiyang Bobby Nasution (istri Walikota Medan, Bobby Nasution) juga Ketua Dekranasda Sumatra Utara.
Dalam hal ini ada 3 agenda audiensi yang disampaikan dihadapan seluruh jajaran Kepala Dinas Sumut terkait.
Pertama, penyampaian terkait program dan tujuan, serta gagasan Genta Wastra (Gerakan Nasional Cinta Tenun dan Songket Warisan Nusantara).
Kedua, sosialisasi kepada generasi muda milenial untuk menjadikan tenun songket sebagai Tren Mode Milenial 2022. Sekaligus menggerakkan generasi milenial bangga menggunakan tenun, songket tradisional warisan Nusantara.
Ketiga, sebagai Ketua Genta Wastra, Prof. Anna Mariana menganugerahkan kepada Wali Kota Medan Bobby Nasution dan Kahiyang Ayu menjadi ambassador atau Tokoh Genta Wastra Milenial.
“Alasannya, keduanya seorang tokoh muda yang sangat menginspiratif, kreatif, inovatif, dan kecintaan serta kepedulian pada budaya Indonesia begitu tinggi. Ini yang mendorong Genta Wastra memilih Tokoh Genta Wastra Milenial,” ungkap Anna Mariana.
Ia memandang pentingnya sosok pelindung bagi Genta Wastra Milenial. Menurutnya, hal ini harus terus disosialisasikan kepada generasi muda, agar misi dan visi Genta Wastra Milenial dapat terwujud dengan baik.
“Saat ini kita prihatin, banyak generasi muda yang tak mengenal dan mencintai budaya bangsanya sendiri. Lebih bangga dengan produk-produk budaya luar negeri. Semua karena minimnya edukasi pengetahuan tentang tenun, songket tradisional Indonesia sebagai ciri khas dan jati diri budaya bangsa,” terang Anna.
Saat audiensi, pihaknya juga menyampaikan soal dukungan mereka dalam mendukung Keputusan Presiden Hari Tenun dan Songket Nasional pada 7 September.
Ia menyebut sejalan dengan perjuangan para leluhur bangsa, pada 7 september 1929, di mana sekolah tenun dan songket tradisional didirikan pertama kali oleh Dr. Soetomo di Surabaya. Kemudian, sekolah-sekolah tenun dan songket meluas di seluruh Indonesia.
“Kami mendorong Keppres Hari Tenun, Songket Nasional pada 7 September yang saat ini masih proses penandatanganan oleh Presiden Joko Widodo,” ujar Anna.
Ia juga menegaskan pentingnya memberi pengetahuan mengenai sejarah budaya. Serta pentingnya seorang tokoh yang menjadi ikon dan cerminan bagi generasi muda milenial cinta budaya
“Ada beberapa target yang ingin dicapai dalam upaya menasionalkan, serta memperkenalkan tenun songket tradisional Indonesia kepada seluruh lapisan masyarakat secara nasional dan dunia internasional secara luas.Targetnya, Program Genta wastra. Sekaligus membantu program pemerintah dalam pemulihan ekonomi para pelaku UMKM masyarakat tenun, songket tradisional di Indonesia melalui tujuh program solusi,” papar pelopor HaribTenun Nasional, Anna Mariana. */Uaa