DaerahBali

Patung Kibarak Panji Sakti di Pundak Panji Landung Segera Berdiri Di Wilayah Wanagiri, Tim Konsultasi Dengan Pihak Puri Buleleng

1385
×

Patung Kibarak Panji Sakti di Pundak Panji Landung Segera Berdiri Di Wilayah Wanagiri, Tim Konsultasi Dengan Pihak Puri Buleleng

Sebarkan artikel ini

Singaraja, Faktapers.id -Pembangunan rest area di jalur shortcut titik 7 hingga 8 mulai dilakukan kendati secara pembangunan secara bertahap, menariknya dan akan menjadi sejarah lahirnya Bumi Panji Sakti

Dilokasi tersebut direncanakan terdapat bangun monumen penghormatan pendiri dari kerajaan Buleleng, yang tidak lain adalah Gusti Anglurah Panji Sakti atau Ki Barak Panji Sakti bersama Ki Panji Landung.

Monumen setinggi 6.6 meter tepatnya di Desa Wanagiri Kecamatan Sukasada akan menghiasi jalur shortcut Singaraja Mengwitani, Tim Pembangunan, Jumat (22 April 2022) memohon petunjuk, sekaligus restu kepada para Pengelingsir Puri Buleleng agar rencana pembangunan patung Panji Landung memikul Panji Sakti bisa terwujud dan di resmikan di bulan November 2022

Selaku Manggala Utama Trah Tunggal Anglurah Panji Sakti Puri Buleleng, Anak Agung Wiranatha Kusuma yang kini masih berdinas di Polda Bali dengan didampingi pengelingsir Puri Kanginan Buleleng, Pengelingsir Puri Gede Buleleng, Manggala Dadia Puri Tukadmungga dan semeton Puri Buleleng hampir satujam lebih melakukan dialog dengan Tim Pembangunan Monumen dari Dirjen Bina Marga, PUPR Provinsi Bali, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Timur – Bali, PT. Sinar Bali Bina Karya selaku Kontraktor Pembangunan Shortcut Wanagiri titik 7A, 7B, 7C, 8 dan Rest Area termasuk seniman pematung dari Singapadu Gianyar serta Konsultan Perencana Shortcut Singaraja-Mengwitani.

Dari pertemuan tersebut, pihak Puri Buleleng memperlihatkan miniatur Raja Buleleng Ki Barak Panji Sakti, yang dimiliki oleh Puri Buleleng kepada pihak kontraktor.

Usai pertemuan singkat itu Agung WIranatha Kusuma kepada awak media yang memonitor peretmuan itu mengatakan “Kami dari Puri Buleleng minta dalam proses pengerjaan patung agar wajah patung Ki Barak Panji Sakti dibuat lebih muda dari miniatur yang dimiliki, sesuai dengan sejarahnya. Selain itu posisi tangan Ida Panji Landung yang menunjuk ke arah barat, agar dibuat lebih tegas dan tinggi,” papar Wiranata Kusuma.

Project Manager PT Sinar Bali Bina Karya, I Putu Wahyu Nayaka asal Desa Menyali Kecamatan Sawan mengatakan, kehadiran Tim Pembangunan ke Puri Buleleng untuk mencari sejarah dan menggali filosifi Ki Barak Panji Sakti secara langsung untuk pembuatan patung tersebut.

“Kami menargetkan pembuatan patung selesai dikerjakan dalam kurun waktu tiga bulan. Patung Ida Panji Landung sedang mengangkat Ki Barak Panji Sakti di pundak akan dibuat oleh seorang seniman asal Gianyar,” papar Wahyu Nayaka.

Selain melakukan pembahasan teknis di Puri Kanginan Buleleng, kahadiran Tim Pembangunan Patung Panji Sakti dan Panji Landung dilanjutkan melakukan persembahyangan di Pejenengan Anglurah Panji Sakti keris Ki Barusemang di Pemerajan Anak Agung Panegara Buleleng Puri Gede Buleleng.

Untuk diketahui konon sejarah Perjalanan Ki Gusti Panji dengan Ibundanya Si Luh Pasek yang diiringi oleh 40 pengawal dengan komandan Ki Dumpyung dan Ki Kadosot berangkat dari kota Gelgel cukup panjang. Sampai menginjak Bumi Den Bukit tepat di wilayah Yeh Ketipat yang kini dibangun Pura Yeh Ketipat dan rasa haus pun timbul sehabis makan Tipat. Tombak kala itu di tancapkan ke tanah oleh Luh Pasek sontak muncul percikan air dari bawah tanah tanpa disadari yang kini di sebut Pura Toya Ketipat yang berdampingan dengan Danau Bubuyan (Buyan) . Seluruh anak buah dari Luh Pasek dan Panji Sakti ber jumlah 40 orang sembari berjalan dikagetkan sosok wujud manusia gaib bertubuh tinggi menghadang perjalanan mereka di Puncak Wanagiri saat matahari condong ke barat.

Sosok gaib berwujud manusia tinggi mengaku dirinya Ki Panji Landung (Hyang Panji Landung), Gusti Panji, kemudian diusung ke atas, lalu membesar dan Gusti Panji pun dipundak Panji Landung terlihat kecil bahkan tidak terlihat akibat tubuh manusia gaib tersebut. Panji Landung pun memperlihatkan kepada Gusti Panji ke timur Gunung Toya Anyar (Tianyar), disuruh melihat ke utara, hanya kelihatan lautan biru (Laut Bali), disuruh melihat ke barat, kelihatan samar-samar gunung Banger (Blambangan, Jawa Timur) yang tinggi.

Akan tetapi, ketika Ki Gusti Panji di hadapkan ke selatan yang merupakan wilayah dari kerajaan Ayahandanya, yaitu Dalem Sagening, secara spontanitas ibudanya, Ni Luh Pasek, berteriak ketakutan memohon kepada Ki Panji Landung untuk segera menurunkan Gusti Panji . Ini mengandung filosofi bahwa ibundanya melarang Gusti Panji untuk berpikir menguasai wilayah selatan pulau Bali.

Ketakutan dari Luh Pasek diminta agar anaknya Gusti Paji diturunkan, Gusti Panji yang berada dipundak manusia gaib itu tidak kuasa mendengar tangis ibunya disertai pengawal dibawah. Sembari menurunkan Gusti Panji, manusia gaib tersebut pun berkata menyatakan Anugerah Pawisik (Restu), bahwa hanya sedemikian kemampuannya memperlihatkan wilayah yang akan menjadi daerah yang dapat dikuasai Ki Gusti Panji kelak, sebagai pemimpin di daerah Den Bukit hingga melakukan peristirahatan di Desa Panji yang kini di namakan Pura Pajenengan

Pada tahun 1660, Ki Panji Sakti secara resmi berkuasa dan mendirikan Kerajaan di Buleleng termasuk wilayah Jawa Timur yang dinamakan Blangbangan menjadi daerah kekuasanya kala itu. ds

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *