BaliDaerah

Merebak Penyakit PMK Sapi, Pelabuhan Celukan Bawang Diaktifkan untuk Penuhi Pasokan Daging Sapi Keluar Bali

231
×

Merebak Penyakit PMK Sapi, Pelabuhan Celukan Bawang Diaktifkan untuk Penuhi Pasokan Daging Sapi Keluar Bali

Sebarkan artikel ini

Singaraja, Faktapers.id -Tingginya daya beli masyarakat terhadap daging sapi mulai terbukti kendati harga sejak per Juni 2021 rata-rata tercatat secara Nasional sebesar Rp 125.600 per kg. Harga tersebut telah mengalami penurunan sebesar 6,34 persen dibandingkan Mei 2021.

Sedangkan kuota sapi Bali yang disupaly ke pulau jawa ditarget mencapai 60 ribu ekor pertahun untuk mengurangi pasokan daging inpor. Penentuan batasan kuota sapi Bali ke luar daerah ini, selain ditentukan dengan SK Gubernur Bali, juga berpatokan pada Peraturan Daerah (Perda) Nomor 10 tahun 2017 tentang Pengelolaan Sapi Bali dan Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 77 tahun 2017 tentang Peraturan Pelaksanaan Perda tersebut.

Terbukti Pelabuhan Celukan Bawang memberangkatkan baru hampir 600 ekor dalam 2 hari (Kamis 27 s/d Jumat 28/5) dengan pelabuhan dituju Sunda Kelapa. Namun sayang para pemasok masih menggunakan kapal laut motor milik pengusaha bernama Sumber Harapan yang didatangkan dari Pelabuhan Sunda Kelapa

Adanya keberangkatan sapi Bali menjelang hari raya Iduh Adha 9 Juli 2022 /1443 Hijriah, kuota tersebut akan terpenuhi. Dibalik itu pengusaha harus carter Kapal sehingga kost (pengeluaran) lebih tinggi. Untuk membangkitkan kembali tol laut Kepala KSOP Celukan Bawang, Made Oka SH, kepada awak media Jumat (27/5) diruang kerjanya menyambut baik para pengusaha menggunakan jasa Pelabuhan Celukan Bawang dalam pengiriman Sapi Bali keluar daerah, “Kami sangat apresiasi , namun perlu dukungan dari Asosiasi dalam kesiapanya mengirim sapi keluar Bali. Kemarin dari pengusaha datang kesini saya tanya system pengiriman memakai apa. Kalau nantinya pengusaha atau Asosiasi terus menggunakan jasa Celukan Bawang tentu kami sangat mengharapkan bahkan akan bersedia mendatangkan kembali kapal Cemara untuk sandar di Celukan Bawang dengan catatan pengusaha membentuk Asosiasi, dan mendatangani MOU dengan komitmen bahwa sapi-sapi tersebut lewat Celukan Bawang sehingga nanti kami bisa menghadap ke Dirjen / Gubernur untuk bisa mendatangkan kapal tersebut untuk mengurangi pengeluaran dari pengusaha itu sendiri. Takutnya nanti Pelabuhan Celukan Bawang hanya dijadikan alternative saja “papa Made Oka

Sisi lain penunjang di Pelabuhan Celukan Bawang segala jenis komoditi bongkat muat telah terpenuhi seperti tempat karantina Sapi yang berada di sisi timur Pelabuhan Celukan Bawang milik Provinsi Bali namun kini terbenkalai tanpa ada aktivitas. Diketahui selama ini pengiriman sapi lewat Pelabuhan Gilimanuk sehingga diwilayah tersebut juga memiliki tempat Karantina berbagai hewan yang akan masuk maupun keluar pulau Bali, “Tempat karantina disini mangkrak tidak dipungsikan juga, dengan adanya pengiriman sapi lewat Pelabuhan Celukan Bawang agar Karantina itu juga difungsikan/aktifkan lagi,”kata Made Oka

Kapal Motor Cemara milik pemerintah yang digunakan sebagai tol laut mengangkut sapi Bali keluar daerah sempat datang sekali namun pengusahan lebih memilih menggunakan jasa darat lewat pelabuhan Gilimanuk, dengan adanya PMK(Penyakit Mata Kuku) pengusaha memilih lewat Pelabuhan Celukan Bawang.

Sementara GM PT PELINDO III Zanuar juga sangat mengapresiasi Pelabuhan Celukan Bawang aktif kembali dalam pengiriman sapi potong keluar Bali,

“Kalau Pelabuhan siap sedia dalam pemenuhan fasilitas untuk pengiriman sapi, mungkin para pengusaha sapi bisa menggunakan carter dari perusahaan pelayaran lainya dan dinas Pertanian Provinsi juga memberikan tembusan kepada kami baik ke KSOP maupun PELINDO agar bisa menggunakan pengiriman dengan tol laut. Seperti kemarin pengiriman kelengkapan surat menyurat sudah diterbitkan oleh dinas pertanian dan perternakan jawa timur. Pelabuhan Celukan Bawang dipilih karena informasinya di jawa timur ada penyakit PMK “kata Zanuar.

ds

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *