Klaten, faktapers.id- Perkembangan narkoba di Indonesia setiap tahun kian meningkat. Hal tersebut terbukti dari masih banyaknya pengedar dan pengguna yang tertangkap oleh pihak kepolisian yang kini berada di balik jeruji dan menjalani rehabilitasi. Diperlukan langkah-langkah pencegahan terutama bagi generasi milenial yang menjadi sasaran utamanya.
Tak terkecuali di Kabupaten Klaten, kondisinya kian memprihatinkan. Oleh karena itu, berbagai upaya pencegahan terus dilakukan, diantaranya melalui seminar yang digelar oleh Perhimpunan Pemuda Pemudi (Permadi) Klaten di Grand Tjokro Hotel, Jl Pemuda Selatan No.42 Klaten, Senin (27/6/2022).
Seminar dengan mengusung tema “Pencegahan Sejak Dini dan Bahaya Penyalahgunaan Narkotika Bagi Kaum Muda” itu menghadirkan Narasumber Bupati Klaten Sri Mulyani, dr Ronny Roekminto, Kepala Balai Pemasyarakatan, (Bapas) Kelas IIB Klaten, Eko Bekti Susanto, Kapolres Klaten, AKBP Eko Prasetyo, Pegiat Anti Narkoba Anton Sanjaya.
Bupati Klaten, Sri Mulyani dalam pemaparannya yang dibacakan oleh Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Masyarakat, Joko Purwanto mengatakan dengan kegiatan seminar diharapkan dapat mengikis habis atau setidaknya menekan penyalahgunaan narkoba di Indonesia dan khususnya di Kabupaten Klaten.
“Penyalahgunaan narkoba kini telah menjadi fenomena yang sangat berbahaya dan mengancam kelangsungan hidup dimasa mendatang, tidak hanya pemakai saja namun juga seluruh bangsa Indonesia. Keterlibatan berbagai pihak dalam penyalahgunaan narkoba tidak hanya terbatas sebagai penyalahgunaan saja tetapi juga menjadi pengedar gelap bahkan produsen,” ujarnya.
Menurut dia, para pengedar narkoba saat ini dapat berasal dari berbagai unsur lapisan masyarakat, sosial ekonomi, dan pendidikan. Hal itu membuktikan bahwa siapa saja dapat menjadi produsen, penyalur, pengedar gelap dan juga utamanya sebagai pengedar gelap narkoba.
Sementara itu, Pegiat Anti Narkoba, Anton Sanjaya dalam penyampaiannya menyebut beberapa bulan terakhir di Tahun 2022 ini tren penyalahgunaan narkotika di Kabupaten Klaten mengalami peningkatan hingga 20 persen. Hal tersebut dipicu selain faktor dampak pandemi Covid-19 dan ekonomi juga faktor akibat pergaulan bebas.
“Pergaulan bebas ini membutuhkan perhatian khusus terutama di kalangan pelajar yang harus dipupuk dari awal karena mau tidak mau perkembangannya harus dihentikan. Pengguna narkoba cenderung aktivitas seksualnya berlebihan, maka membutuhkan penanganan supaya tidak terkena HIV/AIDS karena orang terkena virus ini di Klaten juga meningkat tajam,” kata Anton.
Ia menjelaskan, selain perhatian khusus, saat ini perkembangan narkotika ada kecenderungan kenaikan lebih merata. Hal tersebut dipengaruhi pangsa pasar yang tidak hanya di kota saja, akan tetapi sudah bergeser ke pelosok desa, menyasar di semua kalangan.
“Salah satu bukti sudah merambah ke daerah contohnya, belum lama ini pihak kepolisian telah berhasil mengungkap kasus pabrik tembakau gorila di salah satu desa. Kejadian ini sebagai indikasi bahwa orang Klaten sudah berorientasi pangan yang menghasilkan nilau uang banyak,” tutupnya. Madi