Singaraja, Faktapers.id -Para pemandu wisata dolpin di pesisir pantai Dusun Banyualit Desa Kalibukbuk,Buleleng mengeluh terhadap Oner Hotel The Lovina yang sering melarang saat parkir dari mengantar wisatawan dolpin didepan hotel tersebut
Kekesalan akibat sering dilarang oleh sang Onner bernama Robbert WNA asal Australia diungkap oleh Kadek Roy (Keped), dan De Su(Cupek) selain di sosial media juga kepada awak media cetak dan online Jumat (5/8) pukul 11. 20 wita dipantai Banyualit.
“Saya bilang kepada owner, ini pekerjaan saya dan tidak mencari wisatawan ke hotelnya. Dulu tidak seperti ini di pantai ini. Ceritanya begini, kemarin kan saya duduk di depan hotel belum ada ngomong dengan wisatawan, datang pemilik hotel dengan mengatakan you don’t castemer sell fo Dolpin(Anda tidak kastamer menjual Dolpin), kejawab (is my job). Kalau saya tidak mencari wisatawan Dolpin apa saya makan,” terangnya.
Menurut Keped, seluruh wisatawan yang ada disekitar villa The Lovina harus tetap mengacu pada aturan yang dibuat villa, “Saya tidak masalah itu aturan di villa mereka, tetapi diluar villa kan pantai milik negara bukan milik pribadinya, sampai sandarkan boat di depan villa itu tidak di kasih “jelas Keped.
Para pemandu wisata yang penghasilan hanya mengandalkan adanya kunjungan wisata baik dari beberapa hotel yang akan siap diantarnya ketengah laut melihat Dolpin. Diungkap kembali oleh Dek Su,
“Kalau terus seperti ini kami pemandu wisata keberatan terus, menawarkan jasa di pantai malah Oner hotel mengikuti dan satpam disuruh untuk mengusir saya. Setidaknya Satpam yang orang Bali bekerja di villa tersebut juga eweh pekeweh dengan ulah onernya jelas mereka akan bersitegang dengan anak pantai “papar Dek Su.
Lanjut Dek Su,”pokonya WNA yang disana harus aktivitasnya mereka yang dapatkan, tidak boleh keluar. Nah jika ada WNA yang ingin dengan pemandu lainya dan telah ditawari jasa marah mereka kepada saya. Kami menawarkan jasa bukan mencari atau mengejar wisatawan ke hotelnya tapi diluar areal hotel dipinggir pantai lagi,”ujar Dek Su.
Adanya keluhan tersebut, pihak desa melalui Kadus Banyualit pun merespon kendati bukan wilayahnya akan tetapi Hotel The Lovina masuk wilayah Dusun Kalibukbuk,”katanya menurut Kadus akan dikomonikasikan dengan pihak desa. Banyak kita minta saran dengan larangan yang disampaikan pihak hotel sampai ketua pemandu wisata dan anggota lainya sudah sangat respon. Apa yang dipermasalahkan kok kita tidak dikasi sandarkan boat, sedangkan kalau ada WNA mandi dipantai tidak pernah boat nabrak mereka, sedangkan dari wisatawan saja tidak pernah ada mengeluh. Mungkin nanti lewat depan villa(dipantai )anak nelayan disini bisa dilarang juga, ini kan pantai milik negara,”kesal Dek Su
Solehnya lagi menurut Dek Su alias Cupek, menyebutkan, yang kami permasalahkan besar masalah para kapten boat tidak diijinkan sandarkan boat didepan hotelnya, seakan pantai ini milik pribadinya.
“Padahal warga disini tidak ada yang jangkarkan boat mereka berhari hari apalagi berbulan. Kita disini sudah sangat bijaksana sekali seperti hotel Sunari tetap diberikan naruh boat dipantai depan hotelnya,” ujarnya.
Terhadap keluhan itu, akan membuat parah para pemandu wisata, informasi yang didapat, jika nantinya wisatawan yang nginap di The Lovina ingin melihat habitat ditengah laut. Saat kembali akan diturunkan antara di kawasan Kaliasem atau wilayah Pemaron, karena ulah dari pihak oner hotel The lovina. Bahkan para pemandu wisata di pantai Banyualit akan demo ke Hotel The Lovina hanya saja menunggu waktu tepat jika belum ada pihak memperjuangkan hak mereka.
Sisi lain dalam cuitan di acunt fecebook Ketua Organisasi Wisata Tirta Bahari Pantai Banyualit Made Astawa sembari sakit mengungkapkan kekesalan yang dilaporkan oleh anggotanya.
“Boleh MELESTARIKAN milik Negara,tp jangan Menguasai.Boleh Berinvestasi tp berinvestasi yang SALING MENGUNTUNGKAN.Demi terciptanya Kamtibmas di Desa Kalibukbuk Tercinta Organisasi Wisata Tirta Bahari Banjar Dinas Banyualit”. ds