DaerahBali

Peringati HKAN Menteri LHKSiti Nurbaya Saksikan Pelepasliaran Satwa Di Teluk Banyuwedang Bali

411
×

Peringati HKAN Menteri LHKSiti Nurbaya Saksikan Pelepasliaran Satwa Di Teluk Banyuwedang Bali

Sebarkan artikel ini

Singaraja, Faktapers.id- Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) RI, sambangin Kabupaten Negara/Karangsewu dan Buleleng, sehari ini (Jumat 3/9) akan melihat kawasan TNBB.

Selain kegiatan Jambore Mentri LHK juga melepasliarkan satwa dalam rangka memperingati Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) 2022 di Pantai Banyumandi Teluk Banyuwedang Kecamatan Gerokgak Kawasan Taman Nasional Bali Barat.

Menteri LHK Dr.Ir Siti Nurbaya Bakar,M.Sc bersama pejabat dilingkungan Kementrian LHK Provinsi Bali dan pejabat Buleleng Bali.

Diketahui Lumba-lumba hidung botol adalah salah satu mamalia yang dilindungi berdasarkan PP 7 tahun 1999 tentang pengawetan jenis tumbuhan dan satwa liar dan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan nomor 106 tahun 2018 telah melalui proses rehabilitasi berjenis kelamin jantan berumur antara 20-25 tahun.

Satwa tersebut koleksi dari Taman Satwa Melka di Singaraja, Bali yang bernama Rambo, Rocky dan Jhony. Namun karena keberlanjutan Lembaga Konservasi ini terhenti sehingga satwa lumba-lumba hidung Botol dikembalikan kepada negara.

Kepala BKSDA Bali mengatakan bahwa pada tahun 2019, pihaknya bekerjasama dengan Jaringan Satwa Indonesia (JSI) dan Taman Nasional Bali Barat, memindahkan ketiga lumba-lumba tersebut ke keramba (Sea Pen) rehabilitasi dan perawatan di teluk Banyuwedang, perairan laut Taman Nasional Bali Barat.

“Proses rehabilitasi yang dilakukan di Sea Pen berukuran 30 x 20 x 13 meter bertujuan untuk mengembalikan Kesehatan dan sifat liarnya agar dapat dilepasliarkan kembali ke habitat alaminya,” terangnya.

“ Pada saat menjadi satwa koleksi di Lembaga konservasi (ex situ) Lumba-lumba ini terbiasa untuk diberi makan, sehingga perlakuan pemberian makan secara bertahap diubah agar dapat mencari makan sendiri di alam,” Lanjutnya.

Tahap awal masih diberi makan ikan mati utuh, kemudian ikan hidup, sampai kepada penghentian sama sekali pemberian makan, tetapi diciptakan ekosistem buatan (Sea Pen) mendekati ekosistem alaminya dimana ikan-ikan hidup bisa ditangkap dan dimakan sendiri oleh Lumba-lumba hidung botol tersebut.

Dalam proses rehabilitasi, Lumba-lumba Jhony tidak dapat menggigit ikan ketika menangkapnya dan sering terlepas Kembali, tidak seperti Lumba-lumba Rocky dan Rambo.

Berdasarkan analisis dokter hewan dari JSI yang didampingi oleh dokter hewan dari Taman Nasional, untuk membantu kemandirian pencarian pakan alami bagi Lumba-lumba Jhony, perlu dilakukan pemasangan gigi.

Pemasangan gigi pada lumba-lumba Jhony terbukti berhasil dilakukan tanpa menyakiti dan mengembalikan perilaku menangkap ikan hidup di alam. Kepala Balai Taman Nasional Bali Barat menambahkan bahwa perairan Taman Nasional Bali Barat telah dinilai akan sesuai sebagai lokasi pelepasliaran ketiga lumba-lumba tersebut.

Dirjen KSDAE menyampaikan bahwa keberhasilan rehabilitasi lumba-lumba termasuk pemasangan gigi dari konservasi ex-situ untuk siap dikembalikan ke habitat alaminya (in situ) patut dihargai karena merupakan yang pertama di Indonesia.

“Bahkan masih sangat langka dilakukan di dunia sehingga hal ini bisa menjadi referensi bagi “future practices” dalam pemulihan dan penyelamatan mamalia laut seperti Lumba-lumba,” Ujar Dirjen KSDAE.

Sementara itu Menteri LHK Siti Nurbaya menekankan bahwa penyelamatan satwa sebagai komponen penting dari rantai makanan dalam suatu ekosistem harus terus diupayakan menggunakan metode yang mengacu pada rules based, scientific based dan evident based, untuk bisa menjadi referensi di masa depan.

” Kerjasama antara KLHK dengan mitra dalam penyelamatan satwa juga harus dilakukan untuk mencapai tujuan negara dalam melindungi dan memulihkan keanekaragaman hayati Indonesia,” ucapnya.

Selanjutnya monitoring pasca pelepasliaran akan tetap dilakukan baik menggunakan radiometri dan sonar serta pemantauan secara factual melalui patroli dan sosialisasi kepada para pelaku jasa wisata dan masyarakat sekitar kawasan taman nasional. Diharapkan lumba2 akan segera menemukan kelompok barunya, beradaptasi dan lestari di alamnya.

Pada kesempatan itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Buleleng mewakili PJ Bupati Buleleng menghadiri kegiatan puncak peringatan Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) Tahun 2022 dengan tema ” Amertha Taksu Abhinaya”.

Acara puncak peringatan Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) Tahun 2022 yaitu Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia (Dr. Ir. Siti Nurbaya, M.Sc), Plt. Dirjen KSDA Lingkup KLHK, pejabat eselon I dan II KLHK se-Indonesia, Bupati Jembrana I Nengah Tamba dan jajaran Forkompinda Kabupaten Jembrana, Forkompinda Kabupaten Buleleng, Dinas Kebudayaan, Dinas Pariwisata, Disperindagkop, Camat Gerokgak, tokoh masyarakat dan komunitas lingkungan peduli konservasi alam *ds*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *