DaerahJawa

Petani di Desa Kadirejo Keluhkan Irigasi Akibat Proyek Tol Solo-Jogja

435
×

Petani di Desa Kadirejo Keluhkan Irigasi Akibat Proyek Tol Solo-Jogja

Sebarkan artikel ini

Klaten, faktapers.id – Pembangunan jembatan diruas jalan tol Solo-Jogja yang melintasi Desa Kadirejo, Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah dikeluhkan sejumlah petani setempat.

Pasalnya, mereka merasakan saluran irigasi darurat tidak berjalan dengan normal, apalagi sebentar lagi musim kemarau tiba dikhawatirkan lahan seluas 5 hektar akan kesulitan mendapatkan air irigasi.

“Lahan seluas 21 patok atau total 5 hektar sawah terancam gagal tandur dan gagal panen. Untuk sementara ini meskipun ada aliran tapi kecil dan petani masih tertolong oleh air hujan,” kata salah satu petani, Widiyanto, kepada awak media, Selasa (7/8/2023) pagi.

Widiyanto mengatakan, pihaknya telah menyampaikan keluhan tersebut ke kantor desa setempat untuk difasilitasi dengan pihak pelaksana tol, namun hingga saat ini belum ada keterangan dan kejelasan.

Menanggapi hal itu, Kades Kadirejo, Agus Widodo membenarkan untuk petani diwilayah barat Dukuh Kabulan area tersebut dari bulan Agustus mengeluhkan irigasi. Wilayah itu, lanjut dia, selama dalam pengerjaan jembatan tol memang telah merusak talud irigasi desa.

“Dari dampak pengerjaan jembatan jalan tol itu ada sebanyak 21 bidang sawah warga dan 5 bidang sawah milik kas desa terancam kekeringan. Jadi total ada 5 hektar sawah dari bulan Agustus tidak teraliri air irigasi,” ujar dia.

Menurut Agus, dari pihak PT Adhi Karya sudah membuat alternatif saluran air, akan tetapi aliran tersebut belum bisa mensuplai secara sempurna. Ia menjelaskan selama ini petani masih tertolong air dari hujan. Petani khawatir musim kemarau akan menyulitkan bagi mereka.

Agus juga menambahkan, banyak petani yang mengadu ke desa tentang drainase resmi dari pengelola tol. Pihak pemerintah desa juga sudah melaporkan hal ini ke PT Adhi Karya.

“Dari pihak PT Adhi Karya berjanji dari awal Januari mau membuatkan gambarnya. Tapi belum tahu persis gambarnya seperti apa. Seharusnya pihak tol mengundang petani dan menjelaskan,” tandas dia.

Pemerintah desa, kata Agus, akan terus berkoordinasi dengan PT Adhi Karya supaya masalah ini bisa terpecahkan. Ia berharap secepatnya sebelum musim kemarau datang aliran air bisa tertangani supaya petani bisa tenang dan tidak dirugikan.

“Kami selaku pemerintah desa tetap mendukung proyek nasional jalan tol, tetapi nasib petani ini tolong diperhatikan, jangan sampai mereka dirugikan masalah air. Karena dari mulai bulan Agustus selama 2,5 bulan petani tidak bisa mengerjakan sawah mereka,” ungkapnya.

Plt Camat Karanganom Wahyu Pratomo, mengonfirmasi masalah itu memastikan pembangunan jalan tol tidak akan mempengaruhi fungsi dari bangunan jalan maupun saluran irigasi. Menurutnya dalam proses pembangunan dimungkinkan agak terganggu tapi setelah selesai pengerjaan tol semua fasilitas petani tetap diutamakan.

(Madi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *