DaerahBali

Nelayan Tuding Pihak SPBU Tukad Mungga Tebang Pilih Ngasih Pasokan BBM Dan Dipersulit

408
×

Nelayan Tuding Pihak SPBU Tukad Mungga Tebang Pilih Ngasih Pasokan BBM Dan Dipersulit

Sebarkan artikel ini

Singaraja.Faktapres.id – Hampir ratusan anggota nelayan Kalibukbuk Lovina, Anturan, Tukad Mungga dan Desa Pemaron mendatangi SPBU Bensin yang ada di seputaran Desa Tukad Mungga yang sering masyarakat sebut berada di Anturan. Namun ketika berkumpul di pesisir Hotel Bali berhasil dicegat baik aparat Desa maupun kepolisian dan Distan Buleleng

Kedatangan Jumat (17/3) pukul 14.10 wita hendak ke POM Bensin mempertanyakan atas larangan diberikan membeli BBM jenis Pertalite dan diharuskan membawa rekomendasi dari Distan , padalah selama ini para pembeli lainya menggunakan Jirigen leluasa diberikan kemudahan oleh pihak SPBU Tukad Mungga.

Pencegatan gabungan Nelayan di pesisir Bali Taman dihadiri Kades Tukad Mungga Putu Madia, Camat Kota Singaraja, Made Dwi Adnyana, Pol PP, Pol Air Polres Buleleng, Bhabinkam, Dinas Ketapang Buleleng Putra Aryana.

Koordinator nelayan tersebut baik yang bergelun pencarian ikan dan pemandu wisata, dikomando pihaknya kini sehari tak bisa pergi melaut dikarenakan tidak dapat pasokan BBM dari SPBU Tukad Mungga. Ketua Kelompok Nelayan KUB Dharma Samudra Tukadmungga Ketut Heri Susanto/ Erik mengatakan,pihak SPBU Desa Anturan secara sepihak melarang para nelayan membeli BBM.Padahal sebelumnya tidak ada masalah karena sudah 7 kali membeli dengan membawa surat rekoemnadsi dari DKPP Buleleng

“Sebenernya kami mau demo ke SPBU tetapi kita lapor dulu ke Bhabinkam dan diteruskan ke pak Kades kemudian dilanjutkan ke Dinas. Dari pihak SPBU harus membawa surat rekomendasi dari Dinas Perikanan, seingat kami 7 x sudah bawa surat itu,dari pihak SPBU tidak berani menjawab katanya perintah atasan dan harus setiap hari membawa surat Rekom Dinas ke SPBU tersebut, “kata Erik

Demi mendapat BBM dan bisa melaut terkadang para nelayan harus mencari akal sendiri dengan mengelabui pihak SPBU pembelian dengan sepeda motor tanki isi penuh, menariknya yang sering dilihat oleh Nelayan kecurangan SPBU nelayan di batasi namun pembelian Jirigen dan mobil pik up terlayani,”Nelayan dibatasi sedangkan pengoplos atau pembeli eceran lainya diberikan menggunakan jirigen dan pembelian menggunakan mobil. Kita dibatasi hanya 5 liter sedangkan kebutuhan kita mencapai 30 liter perhari penuh,”paparnya.

Keterbatasan pasokan kepada nelayan membuat mereka menjerit karena menggunakan mesin jenis tempel berkapasitas 15/24 PK selain aktivitas tangkap ikan juga mengatar wisatawan dolpin.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (KPP) Buleleng I Gede Putra terhadap aksi yang hampir nelayan lakukan,kata Aryana sudah clear dan pihaknya siap menerbitkan rekomendasi untuk kebutuhan nelayan membeli BBM.”Dari pada gradag grudug (unjuk rasa) yang dapat merusak citra pariwisata Buleleng lebih baik kita duduk bareng dan bersyukur masalahnya dapat dituntaskan,”terang Aryana.

(ds)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *