Jabodetabek

IPC TPK Dorong Pertumbuhan Ekspor Impor Ke China Dan Vietnam

148
×

IPC TPK Dorong Pertumbuhan Ekspor Impor Ke China Dan Vietnam

Sebarkan artikel ini

Jakarta, faktapers.id – Untuk pertama kalinya, dihari yang sama IPC Terminal Petikemas/IPC TPK melayani dua New Service oleh Pelayaran Mediterranean Shipping Company (MSC). Sandarnya kapal MV MSC Elizabeth III dan MV MSC Ida II di Terminal Operasi 3 Pelabuhan Tanjung Priok menjadi penanda hadirnya layanan Direct Service kedua negara, China dan Vietnam. Dua layanan baru ini diberi nama Sea Horse Service dan Lang Co Service.

“Pelayanan ini dibuka dalam rangka mendorong pertumbuhan aktivitas ekspor-impor Indonesia ke negara mitra dagang terbesar Indonesia, China serta negara ASEAN salah satunya Vietnam. ” ujar Guna Mulyana, Direktur Utama IPC TPK.

Pada Januari-Maret 2023, ekspor ke China tercatat US$ 16,58 miliar atau naik 26,7%. Impor tercatat US$ 15,34 miliar atau turun 3,6%. Sepanjang kuartal I-2023, Indonesia masih mencatatkan surplus sebesar US$ 1,24 miliar terhadap China. Surplus neraca perdagangan Indonesia ini diperkirakan mengecil pada April 2023. Sementara total perdagangan Indonesia-Vietnam menunjukkan tren naik dalam 5 tahun terakhir. Hadirnya layanan Direct Service Indonesia ke Vietnam diharapkan membantu Pemerintah dalam memenuhi target perdagangan sebesar US$ 15 miliar atau Rp 221 triliun pada 2028.

MV MSC Ida II dan MV Elizabeth III berhasil sandar di Terminal Operasi 3, Rabu (28/6) pukul 13.00 WIB. Kedua service ini memiliki tujuan yang berbeda. Lang Co Service melayani Rute Jakarta-Batangas-Manila North Harbour-Nansha-Shekou-Qui Nhon dengan MV MSC Ida II sedangkan Sea Horse Service melayani Rute Jakarta-Singapura-Tanjung Pelepas-Qinzhou-Hongkong-Shanghai dengan MV MSC Elizabeth III. Layanan ini menjadi service ke-3 dan ke-4 di tahun 2023.

MV MSC Ida II yang memiliki LOA 195 meter telah melakukan bongkar muat peti kemas sebanyak 836 TEUs. MV MSC Elizabeth III dengan LOA 210 meter ini telah melakukan bongkar muat peti kemas sebanyak 1.504 TEUs. Kedua layanan ini dilakukan secara bersamaan tanpa waktu tunggu (Berthing on Arrival).

“Ekonomi China yang terus memburuk memberikan dampak negatif terhadap Indonesia yang merupakan mitra dagang utama. Hadirnya layanan baru ini diharapkan dapat memfasilitasi pemerintah dalam mendorong angka ekspor kedua negara dan peluang bisnis bagi pelaku usaha untuk memperluas pangsa pasar secara direct ke China dan Vietnam tanpa perlu transit di negara tetangga. Langkah ini menjadi fokus utama kami dalam memangkas waktu Port Stay dan Cargo Stay di pelabuhan” jelas Guna.

(Han)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *