Gunungkidul, faktapers.id – Tambang tanah urug jalan tol di Dukuh Rejosari, Kalurahan Serut, Kapanewon Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul didatangi puluhan warga setempat, pada Minggu (24/3/2024) siang.
Pihak pengelola tambang tanah urug tol itu dituding warga, telah mencemari lingkungan dengan mengeluarkan debu dan dianggap tidak pernah melakukan sosialisasi ke masyarakat.
Koordinator aksi, Surono mengatakan, sebenarnya pihak tambang sudah ditunggu warga terkait sosialisasi tersebut. Namun demikian, selama penambangan berlangsung 3 bulan sosialisasi tidak pernah dilakukan.
“Selain sosialisasi, pihak penambang juga tidak pernah kulonuwun (permisi) dengan warga. Dampak paling dirasakan yaitu debu dan ceceran tanah dijalan, karena tidak pernah dilakukan penyiraman,” tegas dia.
Menanggapi hal itu, pihak pengelola tambang pun angkat bicara. Menurut pemilik tambang, Zainal Abidin mengatakan, polemik yang mencuat tersebut hanyalah kesalahan komunikasi, dan tidak ada urgensinya.
Pihaknya juga menegaskan bahwa CV. Swastika Putri telah memenuhi izin penambangan yang sah dengan mengetahui penguasa wilayah setempat serta telah memenuhi kewajiban termasuk kepada lingkungan.
“Kita sudah pro aktif, kooperatif dan siap menampung semua aspirasi yang disampaikan oleh warga,” ungkap Zainal, disela menunggu mediasi, di Balai Kalurahan Serut, Minggu (24/3/2024).
Lebih lanjut, ia mengungkapkan, pihaknya menunggu apa yang menjadi tuntutan warga. Menurut dia, tempat mediasi disiapkan di Kalurahan supaya lebih terhormat, jadi tidak berkerumun dijalanan mengganggu lalu lintas.
“Ayo kita bicarakan bersama apa yang menjadi tuntutan warga. Sampai saat ini saya tidak bisa bicara kapasitas, karena penambangan ini sudah sesuai teknis yaitu tidak merusak lingkungan,” tandasnya.
Hal senada, Tim Tehnis CV Swastika Putri, Mulyadi HS menjelaskan perusahaan ini menambang diwilayah Padukuhan Rejosari, Kalurahan Serut sudah melalui prosedur yang ada sesuai tahapan.
“Kalau masalah dampak bisa dimusyawarahkan tidak harus menutup akses jalan. Tuntutan warga kami anggap cerdas, tetapi tidak berkualitas. Karena truk tambang melintas di jalan DPU Gunungkidul bukan dijalan milik warga,” ujarnya.
Mulyadi mencontohkan, saat ini banyak truk angkutan tambang tanah urug jalan tol yang melintas di jalan arah Jogja-Solo yang menimbulkan polusi debu dan tidak pernah ada warga yang protes atau demo.
Sementara itu, Humas CV Swastika Putri, Giyono, menyebut perusahaannya selama ini telah melakukan upaya perbaikan lingkungan diantaranya, membangun jembatan, perbaikan jalan, dan kompensasi ke warga terdampak.
(Madi)