Jakarta, faktapers.id – Tim Ekonomi Prabowo-Sandi, Harryadin Mahardika mengungkapkan, hasil Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 ditunggu pelaku usaha lantaran kurang bergairahnya situasi perekonomian.
Dalam pernyataan tertulisnya, Kamis (21/3/19), Harryadin menyebutkan, hasil Pilpres 17 April 2019 tidak hanya ditunggu oleh rakyat saja, tapi juga ditunggu oleh investor dan pelaku pasar. Para investor dan pelaku pasar ini menunggu terpilihnya presiden baru yang bisa memberikan harapan.
“Terutama setelah kondisi pasar keuangan dan ekonomi yang kurang bergairah selama empat tahun terakhir,” urainya.
Harryadin pun menilai, program kerja yang ditawarkan incumbent belum mampu meyakinkan pelaku pasar bahwa situasi di masa depan akan membaik.
Baca Juga Ketua LKB Ajak Seluruh Sekolah Lestarikan Budaya Betawi
“Belum lagi fakta bahwa dalam empat tahun ini IHSG relatif stagnan dan rupiah terus melemah. Tak hanya itu, pemerintah juga dianggap belum mampu menyelesaikan defisit yang sewaktu-waktu bisa membahayakan kondisi perekonomian,” bebernya lagi.
Sebaliknya, menurut Harryadin, Prabowo-Sandi dianggap berani menawarkan banyak hal yang bisa memperbaiki iklim investasi di tanah air. “Salah satunya ekspektasi pasar terhadap rencana pemotongan tarif pajak dari Prabowo-Sandi,” sambung dia.
Harryadin mengungkapkan, ekspektasi ini tentu akan membuat pasar saham naik, karena program ini akan membuat ekspektasi keuntungan perusahaan-perusahaan akan meningkat. “Tentu saja hal ini memberikan suntikan gairah baru bagi investor dan pelaku pasar,” ujarnya.
Papar Harryadin, gairah semacam ini yang tidak ditemui selama periode pemerintahan Joko Widodo, dimana EPS (earning per share) saham-saham cenderung mengalami penurunan pertumbuhan. Hal ini menunjukkan Bahwa perusahaan-perusahaan semakin sulit mencari keuntungan,” ucap Harryadin.
“Pelaku pasar dan investor kini juga tidak lagi mempan ditakut-takuti tentang potensi terjadinya anjloknya bursa saham (market slump) apabila Prabowo-Sandi terpilih. Mereka tahu benar bahwa operasional ekonomi Indonesia dan pasar keuangan sudah berdasarkan common practice,” cetusnya.
Tak hanya itu, Harryadin juga memastikan, Prabowo-Sandi dalam kampanye dan program-programnya tidak akan mengubah hal-hal baik yang sudah dipraktekkan. Terutama yang terkait dengan industri keuangan.
“Apalagi dengan latar belakang Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno sendiri yang merupakan pengusaha sekaligus juga investor dan pelaku pasar. Keduanya tentu paham benar tentang cara terbaik untuk mendorong pertumbuhan sektor ini, demi kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia,” terangnya.
Akhirnya, tambah Harryadin, semua pihak menunggu momen Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno akan membuka sesi perdagangan di IDX pada tanggal 21 Oktober 2019, sehari setelah mereka dilanti. oss