Singaraja.Bali. faktapers.id – Pengerjaan Shortcut titik 5/6 yang telah rampung, resmi dibuka oleh Gubernur Bali. Wayan Koster yang merupakan putra asli Buleleng, asal Desa Sembiran,Kecamatan Tejakula.
Pembukaan secara resmi pada Senin (30/12) sekitar pukul 12.01 wita, di hadiri juga oleh Wakil Gubernur Bali, Ketua DPRD Bali, Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana S.T, Wakil Bupati, Ketua DPRD Buleleng dan Tabanan serta dari BPJN Wilayah VIII serta undangan dari berbagai kalangan.
Setelah rampungnya shortcut batas kota Singaraja-Mengwitani di titik 3-4 dan 5-6, Pemprov Bali rencananya akan menuntaskan terkait pembebasan lahan yang merupakan prioritas kendala dalam pembangunan jalan selanjutnya di titik 7-8 dan 9-10.
Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan setelah peresmian shortcut 3-4 dan 5-6 pihaknya akan bicara dengan Kepala Dinas PU untuk menuntaskan pembebasan lahan bagi warga yang kira-kira masih keberatan dengan harga tanah yang ditentukan tim independen yang menilai.
“Jadi apa solusi yang harus dilakukan dan ini harus dicari jalan kompromi. Saya terus berkomunikasi dengan Pak Menteri,” sebutnya saat peresmian shortcut di titik 3-4 dan 5-6 di Singaraja, Senin (30/12/2019).
Ia juga meminta kepada Menteri PU agar mengupayakan satu titik lagi di Bangkang, Sidemen karena medan jalan yang sangat tajam dan curam.
“Titik 11 , 12 juga boleh, tahun 2020 ini saya sampaikan ke Pak Kadis PU agar mulai menyusun dari sana untuk Pelaksanaan tahun 2021 akan datang. Pembebasan lahan akan menggunakan APBD provinsi,” ujarnya.
Dijelaskan apa yang dilakukan ini merupakan bagian rencana untuk membangun Bali dalam bidang infrastruktur darat, laut, udara secara terintegrasi dan terkoneksi.
“Astungkara titik 3, 4, 5, 6 bisa diselesaikan. Titik 8, 9, 10 diprogram kan 2020 ini. Karena itu masalah pembebasan lahan harus menjadi prioritas,” ungkapnya.
Menurutnya, mustahil bicara keseimbangan wilayah kalau tidak ada pembangunan infrastruktur. Jadi, kata dia, semua harus diawali dengan pembangunan infrastuktur.
“Astungkara kita lakukan secara bertahap nanti sharing dengan APBD provinsi untuk mempercepat proses ini baik itu perencanaan maupun lainnya agar nyambung dari Bali termasuk interkoneksi antar kabupaten Bali terutama antara Utara Selatan timur barat tengah agar lebih efisien,” jelasnya sembari menambahkan pihaknya tidak ingin mengganggu APBD Buleleng karena PAD-nya kecil.(Des)