Singaraja.Bali.Faktapers.id – Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang tengah di karantina di Hotel Singosari, Kelurahan Seirit, Buleleng Bali resah terkait kabar penolakan untuk dilakukan Rapid Test kesehatan diri.
Pasalnya, mereka tidak pernah menyatakan penolakan untuk dilakukan Rapid test. Seperti dikemukakan oleh salah satu PMI yang di Karantina Komang Subandrika(39).
Menurut Komang Subandrika yang telah 20 kali melakukan keberangkatan keluar negeri, saat ini daerah tempatnya bekerja diduga diterpapar wabah virus Corona. Dengan pemberitaan tersebut diduga terjadi kesalapahaman pemasangan foto dirinya.
“Tidak ada yang melakukan rapid test kesini, hanya melakukan pendataan pas gelombang kedua datang, saya sudah di rapid test di Benoa dan dinyatakan lolos. Tahu-tahu ada pemberitaan foto diloby sini terpasang seakan kami disini tidak mau di rapid test, mungkin itu yang dimaksud tempat lain. Kami disemprot jadinya sama PMI yang akan datang seakan kami tidak mau di rapid test, kami 10 x mau di rapid sehari 2x kami siap dan malah senang darah kami diambil demi keamanan. Gimana tidak resah, orang petugas disini juga saya tanya tidak ada rapid test hanya pendataan saja,”ujarnya saat dikonfirmasi Faktapers.id, Senin (20/4) pukul 19.00 WITA.
Begitu juga PMI asal Desa Anturan Ketut Ariyadi yang masih mengatung-ngatung diperian Papua menggunakan kapal Carnival Splendor dan akan tiba di Pulau Bali dalam 3 hari ini untuk menjalani Karantina. Dirinya tidak terima diduga adanya pemberitaan menyebutkan PMI menolak dilakukan rapid test.
”Banyak berita sepertinya hoax yang di sebar luaskan oleh pihak-pihak yang tak bertanggung jawab seakan-akan trus memojokkan PMI/TKI. Kami siap di rapid test memang semua harus menjalani itu dan kami siap menjalani aturan pemerintah demi keselamatan dan kenyamanan masyarakat. Tanpa anda ketahui bagaimana perasaan kami yang sangat terpojokan. Sudah sebulan tengah berada laut dan sudah stres disini, astungkra bisa di terima oleh masyarakat Anturan,” ujar Ketut Ariyadi sesalkan rekanya di Bali disebut menolak rapid test.
Sisi lain PMI asal Desa Kalibukbuk Buleleng/Bali, Made Subagian yang telah genap menjalani Karantina mandiri di rumahnya desa setempat dalam cuitan akun feceboknya mengatakan alat tes rapid untuk di dinas kesehatan Kabupaten Buleleng masih belum ada.
“Cek terakhir habis karantina,untuk sementara cek temperatur dan tes rapid, menyusul karena tes rapid di puskesmas masih menunggu dari dinas kesehatan kabupaten. Di karenakan alat tes rapid untuk di dinas kesehatan kabupaten buleleng masih belum ada,”kata Made Subagia.(des)