Headline

MDA dan Krama Bali Berbagi, Puniakan Paket Sembako dan Alat Cuci Tangan Portable untuk 5 Desa Adat

535
×

MDA dan Krama Bali Berbagi, Puniakan Paket Sembako dan Alat Cuci Tangan Portable untuk 5 Desa Adat

Sebarkan artikel ini

Bali, faktapers.id – Program MDA & Krama Bali Berbagi konsisten digulirkan secara bertahap, setelah dilaksanakan di Desa Adat Yangapi, Bangli, kali ini MKBB dilaksanakan melalui aksi punia 120 paket sembako dan 10 alat cuci tangan portable di 5 desa adat di Kubu, Karangasem yakni Desa Adat Pucang, Desa Adat Perasan, Desa Adat Pengalusan, Desa Adat Daya, dan Desa Adat Cegi pada Kamis (28/5).

Punia yang bersumber dari Krama Adat Bali dan BUMN yang beroperasi di Bali tersebut, merupakan bagian dari upaya meringankan beban desa adat terutama desa adat di pelosok yang minim sumber daya, serta bagian dari upaya mendorong desa adat bersiap memasuki era New Normal, sebagaimana yang dicanangkan oleh pemerintah.

Acara seremonial penyerahan punia dilakukan di Desa Adat Pucang oleh Tim MDA dan Krama Bali Berbagi yang diwakili oleh Patajuh Panyarikan Agung, I Made Abdi Negara dan Baga Urusan Yowana, Ida Dwagung Lesmana, didampingi oleh Baga Dukdatin MDAP Bali yang juga Humas Program, I Putu Hendra Sastrawan serta Staf Sekretariat MDAP Bali.

Dalam sambutannya, Bandesa Adat Pucang, Jro I Wayan Sukerta menyatakan, program yang dilakukan oleh MDA Provinsi Bali ini sangat bermanfaat bagi krama Desa Adat Pucang dan desa adat lain di lereng Gunung Agung.

“Kami mengucapkan terima kasih sebesar besarnya kepada MDA Bali sampun preside ke desa kami yang jauh dari keramaian dan kondisi yang apa adanya” jelasnya.

Menurut Jro Wayan Sukerta yang didampingi oleh Bandesa Adat Perasan, Bandesa Adat Pengalusan, Bandesa Adat Cegi dan Bandesa Adat Daya, kondisi saat ini cukup berat bagi Krama Desa Adat, karena selain banyak di rumahkan terutama yang bekerja di pariwisata serta perusahaan perusahaan yang terdampak, hasil kerajinan berupa anyaman yang menjadi penopang hidup sebagian besar krama adat juga tidak bisa di jual seperti saat sebelum wabah Covid-19.

“Punia yang kami terima niki sangat berharga” tandasnya.

Baga Urusan Yowana, Ida Dewa Agung Lesmana dalam sambutannya menekankan pentingnya desa adat untuk memikirkan bagaimana langkah ke depan, jika dampak wabah Covid-19 ini berkepanjangan terhadap ekonomi.

“Perlu gerakan menuju ketahanan pangan mandiri di setiap desa adat, agar minimal kebutuhan pokok bisa dipenuhi,” tegasnya.

Selain di Desa Adat Pucang, seremonial penyerahan dilakukan juga di Desa Adat Daya dan di wantilan Pura Desa Desa Adat Perasan.

Tim MDA & Krama Bali berbagi juga berkesempatan mengunjungi krama adat kurang mampu di Desa Adat Perasan, Bape I Wayan Pondal yang tinggal berhimpitan dengan 12 anggota keluarganya di gubuk reyot seluas 2×3 meter.

Perjalanan menuju gubuk Bape I Wayan Pondal sendiri harus dicapai melalui jalan kaki sepanjang lebih dari 3 km di daerah berbukitan.

Menurut Putu Hendra Sastrawan, Baga Dukdatin MDAP Bali sekaligus Humas program MDA dan Krama Bali Berbagi, program selanjutnya akan terus digulirkan dalam beberapa fase, yakni pengendalian, penanggulangan dampak dan edukasi agar desa adat nantinya bersiap memasuki era baru yang disebut New Normal sesuai yang dicanangkan pemerintah.

Selanjutnya, diterangkan Putu Hendra, Program MDA dan Krama Bali Berbagi, akan dilanjutkan ke Kabupaten Buleleng. Semoga dengan Program ini,  kehadiran MDA Bali di tengah-tengah Krama Desa Adat semakin dirasakan dan wabah Covid-19 segera berlalu dan kehidupan kembali seperti sediakala. (Ans)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *