Pilin Craft Jakut Manfaatkan Karung Goni Jadi Tas Belanja Ramah Lingkungan

1734
×

Pilin Craft Jakut Manfaatkan Karung Goni Jadi Tas Belanja Ramah Lingkungan

Sebarkan artikel ini

Jakarta, faktapers.id – Kreativitas perajin Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Administrasi Jakarta Utara semakin terpacu dalam memanfaatkan peluang untuk menghasilkan beragam produk lokal yang berkualitas dan diminati masyarakat.

Seperti halnya, momentum penggunaan kantong belanja ramah lingkungan pada pusat perbelanjaan, toko swalayan dan pasar rakyat yang sesuai dengan Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 142 Tahun 2019 menjadi peluang emas bagi perajin untuk berkreasi menciptakan kantong belanja yang bisa digunakan berulang kali.

“Ini adalah peluang yang harus dimanfaatkan. Dengan menggunakan bahan karung goni yang dipadukan dengan ecoprint, batik betawi, kertas tisu, kulit sapi, kain perca dan lainnya dapat menghasilkan beragam tas yang menarik. Di momen seperti ini, saya membuat tas belanja khusus dengan bahan goni yang dipercantik dengan ecoprint, kain betawi dan kanvas,” jelas Riries Ariestuti Mardiana, Perajin Dekranasda Kota Administrasi Jakarta Utara dengan brand Pilin Craft, Rabu (8/7).

Khusus tas belanja, harga yang ditawarkannya pun bervariasi mulai dari Rp 60 ribu sampai Rp 125 ribu. Sedangkan harga jual untuk tas fashion kisaran Rp 100 ribu hingga 450 ribu.

“Dari tahun 2017, saya memanfaatkan limbah karung goni untuk diolah menjadi aneka tas cantik yang bernilai tinggi. Apalagi karung goni memiliki serat yang kuat dan alami sehingga bisa bertahan lama. Dikarenakan bahan bakunya susah dicari dan harganya juga lumayan mahal jadi sekarang saya gunakan kain goni yang memang dibuat untuk craft,” terangnya.

Beragam produk tas yang dihasilkannya dipasarkan melalui pameran, Galeri Dekranasda Jakarta Utara di Mall Artha Gading, WhatsApp Group, sistem penjualan online melalui Instagram pilincraft dan facebook.

“Awal pandemi Covid-19, produksi sempat terhenti dan alhamdulillah sekarang ini mulai berjalan lagi. Produk semi tas belanja sudah habis dan akhir bulan ini akan dibuat lagi. Banyak juga yang pesen tas untuk souvenir,” ujarnya.

Untuk mengerjakan produk tas, ia dibantu dengan 3 orang penjahit yang berlokasi di wilayah Kelapa Gading. “Satu tas goni polos bisa dikerjakan sekitar 30 menit. Usaha produksi penjahit ada di Kelapa Gading sedangkan pengerjaan goni yang dikombinasikan dengan kulit dilakukan di Yogyakarta,” tutur Riries.

Sejak bergabung menjadi anggota Dekranasda Kota Administrasi Jakarta Utara, ia mengaku terpacu untuk terus meningkatkan inovasi dan kualitas produk.

“Jadi lebih banyak model dan bahan kombinasinya. Hingga saat ini, sudah ratusan model tas yang saya buat. Sebelum pandemi Covid-19, sepanjang tahun pasti ada event dan itu peluang besar saya untuk mengenalkan sekaligus memasarkan produk tas terbaru. Untuk satu model fashion biasanya saya buat hanya 10 tas dan itu terbatas. Semoga pandemi cepat berakhir sehingga pemasaran produk kerajinan semakin ramai lagi,” pungkasnya. (Tajuli)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *