Jakarta, faktapers.id – Perkembangan kasus virus corona (Covid-19) di Indonesia semakin mencemaskan. Hingga Jumat (3/4/2020) petang, Kasus positif mencapai 1.986, meninggal 181, dan sembuh 134.
Sontak saja, hal ini berimbas negatif terhadap kegiatan usaha, termasuk dunia fashion.
Anna Mariana, salah satu desainer ternama Tanah Air, angkat bicara ihwal dampak pandemi Covid-19 bagi kegiatan usaha.
Perlu diketahui, Anna Mariana merupakan Ketua Umum IFA (Indonesia Fashion Art) dan KADIFA (Komunitas Para Desainer-Desainer Fashion Art Indo) beranggotakan 34 provinsi di Indonesia. Juga wirausaha exspor-impor UKM Indonesia di bawah naungan dan Yayasan KADIFA. Ia juga menjabat Ketua Grup Silahturahmi Para Istri-istri Jaksa Adhyaksa Angkatan 689 (Ladies 689).
Kemudian, Dewan Pakar di Grup Forum Silahturami Para Raja-Raja se-Nusantara (FSKN) di bawah Ketua Umum YM Pangeran Arief Natadiningrat Sultan Kasepuhan Cirebon. Terakhir, Ketua Umum Yayasan Putra Putri Tenun Songket Indonesia dan Yayasan Cinta Budaya Kain Nusantara.
Anna menyebut, salah satu dampak Covid-19 yang ia rasakan yakni lesunya tingkat kegiatan usaha hingga memaksa perusahaan menerapkan pola efisiensi, seperti merumahkan dan pemutusan hubungan kerja atau PHK akibat dampak virus tersebut.
Ia menilai, keputusan PHK semestinya patut dihindari. “Dampak dari musibah Covid-19 dapat diatasi jika semua lapisan masyarakat saling bahu-membantu,” kata Anna Mariana, Jumat (3/4/2020) seperti dikutip Nalar.id.
Selain itu, Anna juga menyoroti WFH (work from home), imbauan pemerintah dalam upaya mencegah penularan Covid-19.
Ia mengatakan, masyarakat harus sadar dan patuh terhadap imbauan itu untuk sementara waktu.
“Ini demi menjaga kesehatan bersama dan memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Jika tidak patuh, masalah kian tambah panjang dan banyak korban jiwa berjatuhan,” ujar Anna.
Selama WFH, Anna mengaku tetap melakukan aktifitas secara normal, seperti membuat desain-desain baru hingga kreasi-kreasi aplikasi baru. Serta pola desain untuk produk-produk fashion yang bisa diproduksi oleh penjahit-penjahit lewat pengerjaan workshop.
“Atau jika ada yang punya mesin jahit di rumah, bisa melakukan aktivitas produksinya dan koordinasi melalui sarana media sosial untuk komunikasi langsung guna menghindari kesalahan-kesalahan produksi,” tuturnya. (Ilham)