Bali, faktapers.id – Utamaning Yadnya Griya Batur, Desa Adat Intaran, Sanur Kauh, Denpasar Selatan, Minggu (7/6) melakukan aksi sosial sebagai bentuk kepedulian terhadap kesehatan. Dengan melakukan penyemprotan disinfektan dan fogging serta edukasi secara tulisan mengingat masa pandemi Covid-19.
Hal ini agar masyarakat tetap mengindahkan protokol kesehatan yang sudah ditentukan, yaitu tentang sosial serta physical distancing. Kegiatan kemanusiaan yang dimotori oleh Ida Bagus Anom dan dra. Ida Ayu Mayuni atau lebih dikenal dengan Dayu Mayuni, murni karena keperdulian tokoh Girya Utamaning Yadnya.
“Hal ini kami lakukan sebagai bentuk kepedulian kami untuk mencegah jentik nyamuk dan memutus rantai Covid-19 di wilayah Utamaning Yadnya griya batur dan lingkungan Br. Pekandelan, Desa Adat Intaran Sanur Kauh,” jelas tokoh yang ikut andil dalam pembangunan Pura di Belgia tahun 2012 lalu.
Aksi menjaga kebersihan dan mengedukasi masyarakat agar berperilaku hidup bersih dan tetap menggunakan masker maupun hand santaizer khususnya dilingkungan sendiri, sudah lama digagas oleh founder Utamaning Yadnya. Ida Bagus Anom beserta keluarga punya keperdulian terhadap lingkungan, baik di lingkungan sendiri maupun Banjar.
Tak hanya sang suami, istri pun yaitu dra.Ida Ayu Mayuni yang lebih populer dengan panggilan Dayu Mayuni, secara simbolis menyerahkan bantuan berupa yang disaksikan oleh tokoh adat serta warga kepada Bendesa Adat di Griya Utamaning Yadnya, kepada Kelian Banjar Intaran, Minggu, (6/7).
Pada kesempatan tersebut, Ida Bagus Anom menegaskan, merujuk pada himbauan pemerintah daerah agar tetap menjaga pola hidup sehat. Dengan tetap mengikuti protokoler dengan meminta kepada seluruh warga masyarakat, tokoh adat, tokoh agama, tokoh pemuda, tokoh politik, dan elemen masyarakat untuk bersatu padu dalam upaya memutus rantai Covid-19, serta mencegah berkembang biak nyamuk DB, mengingat sudah datang musim pancaroba .
“Kami berharap dan tetap menghimbau kepada masyarakat mengenai bahayanya Demam Berdarah (DB), adapun yang kami inginkan yaitu agar masyarakat tetap melakukan hal-hal sebagai berikut, yaitu menutup, mengubur serta menguras (3M) agar jentik nyamuk tidak berkembang biak,” jelas Anom.
“Selain melakukan pencegahan dini, Anom pun berharap agar masyarakat tetap melakukan physical distancing, pakai masker bila keluar rumah, selalu cici tangan selesai aktivitas, pola hidup sehat serta olahraga dan yang penting tidak panik dan stres agar daya tahan tubuh kita tidak melemah (menurut saya),” imbuhnya.
Sejak maraknya penyebaran Covid- 19, seperti yang disampaikan oleh pria ramah ini.
“Imbauan mengenai tata cara agar terhindar dari virus yang memporak-porandakan ekonomi dunia ini, kami sering lihat di media cetak, online atau maupun elektronik. Dan ini kami dari pihak Utamaning Yadnya Griya Batur, sudah mempersiapkan dari awal prihal PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat),” bebernya.
Hal senada juga disampaikan oleh Dayu Mayuni, ibu yang pernah kaya akan pengalaman hidup karena suka bersosial menambahkan.
“Kami di Griya tidak pernah sepi, tamu kami banyak dari berbagai kalangan dengan berbagai keperluan, baik yang konsultasi, membuat banten serta memesan banten untuk yadnya sehingga sejak awal kami mengimbau kepada tamu untuk cuci tangan , physical distancing dengan tetap menjaga jarak,” jelas Dayu Mayuni.
Terkait berita yang sempat heboh, seperti yang ramai diberitakan oleh beberapa media massa, ternyata di Utamaning Yadnya Griya Batur, berita yang menghebohkan itu tidak terbukti sepenuhnya. Di mana salah seorang dari asisten rumah tangganya terkena covid- 19 beberapa waktu lalu, tidak sepenuhnya benar.
Pasalnya, saat dilakukan rapid test di Griya Batur, ternyata hasilnya negatif. Hal ini sangat disayangkan oleh keluarga besar Griya Batur. Apalagi pemberitaan yang tidak ada konfirmasi dan menunggu hasil akurat dari instansi terkait.
“Kami tentu sangat kecewa dengan apa yang terjadi, apalagi berita tadi sangat memukul dan merugikan kami, tapi kami tetap mengambil hikmah dari setiap kejadian yang kami alami,” terang Dayu Mayuni.
Kejadian yang terjadi beberapa waktu lalu, oleh keluarga besar Griya Batur, berharap jangan sampai terulang, apalagi tidak ada atahan dari instansi terkait, ujuk-ujuk bukannya mendapat arahan, malah mereka justru dibilang dalam berita “membandel”.
“Yang sangat kami sayangkan, kenapa setelah itu, kami tidak diberikan pengarahan kembali tentang edukasi dini, sampai kami diberitakan membandel di media sosial, dan kami juga dijemput untuk melakukan isolasi di rumah singgah bersama istri dan anak saya serta 5 asisten Utamaning Yadnya, dengan pengawalan, setelah hasil swab asisten rumah tangga kami negative dan kami juga semua sehat (astungkara),” kata Anom.
Pengalaman pahit yang menurut Ida Bagus Anom, telah menyadarkan dirinya, dengan tekad agar kejadian tadi tidak sampai menimpa masyarakat, dia ingin agar masyarakat tau sedikit tidaknya tentang edukasi PHBS.
“Bukan saat masa pandemi ini saja, namun bisa digunakan selamanya , sebab manfaatnya sangat bagus, mungkin dengan langkah saya melakuan fogging dan semprot disinfektan, membagikan hand sanitizer, abate, disinfektan serta flayer–flayer kepada masyarkat Desa Intaran, khususnya Sanur Kauh pada umumnya dan dilingkungan masyarakat Banjar Pekandelan pada khususnya,” harapnya.
Pada kesempatan itu juga, Ida Bagus Anom mengatakan, Kegiatan yang dilakukan sebagai bentuk kepedulian pihak Utamaning Yadnya Griya Batur, sebagai langkah kecil untuk mengedukasi masyarakat agar tetap mawas diri dengan mengikuti anjuran dari pemerintah .
“Harapan kami kita cepat bisa membantu memutus rantai virus Covid-19 dan membasmi jentik nyamuk. Kegiatan ini juga diapresiasi oleh Kepala Sanur Kauh dan Bendesa Adat Intaran serta Kelian Adat Banjar Pekandelan,” pungkasnya. (Ans)