Maross, Faktapers.id -Pengurus HMI Cabang Butta Salewangang Maros turut menyampaikan luka mendalam dan mengecam insiden berdarah di tol Jakarta-Cikampek, yang menewaskan 6 anggota Front Pembela Islam (FPI), Senin (10/12/2020).
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Bidang PTKP HMI Cabang Buttasalewangang Maros, Miftahul Chair.
Dalam keterangan tertulisnya, Ia mengatakan bahwa Bangsa Indonesia masih trauma atas penegakan hukum yang misterius selama puluhan tahun silam. Peristiwa penembakan ini telah menambah daftar panjang kasus HAM yang belum sempat dituntaskan selama dua dekade terakhir.
“Bangsa ini masih terbilang trauma atas penegakan hukum yang misterius selama puluhan tahun silam, dan peristiwa penembakan ini telah menambah daftar panjang pelanggaran HAM berat yang belum sempat dituntaskan selama dua dekade terakhir ini,” tegasnya.
Penembakan terhadap laskar FPI, sambungnya, telah melukai perasaan bangsa yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, khususnya bagi para pegiat HAM.
Lebih lanjut Miftahul menerangkan bahwa, adanya dua keterangan yang berbeda antara pihak Polri dan FPI pada hari ini, sedikit banyak telah menimbulkan kegaduhan dan spekulasi publik yang sangat liar di tengah panasnya suasana politik dan keamanan nasional.
“Atas alasan itu, HMI Cabang Buttasalewangang Maros mendesak Pemerintah melalui Menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM kiranya segera membentuk Tim Pencari Fakta (TPF) Independen untuk mencari dan mengungkap fakta dan kebenaran dari insiden tersebut”. ujar Miftahul Chair.
“Dan jikalau insiden ini terbukti melanggar hak asasi manusia, maka kami mendesak KOMNAS HAM segera mengusut insiden tersebut dan membawanya ke Mahkamah Internasional, ia juga meminta Presiden Joko Widodo untuk segera mengevaluasi kinerja Kapolri atas kejadian penembakan dilakukan oleh anggota Kepolisian Polda Metro Jaya yang menewaskan 6 Orang Anggota FPI.” tutupnya.Anchank