Jakarta, faktapers.id – Komando Lintas Laut Militer menggelar unsur operasi, KRI Banda Aceh-593 melaksanakan latihan penembakan (gunnery exercise) Meriam Bofor 40 mm dan Vektor Kal 20 MM serta berbagai jenis senjata ringan di Perairan Pulau Gundul, Laut Jawa, beberapa saat yang lalu.
Menurut Komandan KRI Letkol Laut (P) Mochamad Achnaf sesuai pada tahap persiapan di pangkalan (harbour phase) bahwa latihan yang dilaksanakan disela-sela tugasnya selesai melaksanakan operasi pergeseran pasukan dan material Satgas Pamtas Mobile dan mendukung peresmian Satlinlamil 3 Makassar.
Kegiatan ini merupakan ajang pemantapan naluri tempur Prajurit KRI Banda Aceh 593. Pada latihan ini diasumsikan bahwa terdapat kapal asing yang memasuki wilayah perbatasan Indonesia tanpa izin dan diambil tindakan tegas. Tahapan pemanggilan melalui radio, isyarat bendera, isyarat lampu dan tembakan peringatan diabaikan sehingga dilaksanakan tembakan pada sasaran kapal (penenggelaman). Selanjutnya Komandan KRI melaksanakan peran tempur bahaya permukaan dan melaksanakan penembakan dengan meriam maupun senjata ringan terhadap sasaran yaitu Pulau Gundul.
Lebih lanjut Letkol Laut (P) Mochamad Achnaf menyampaikan bahwa latihan ini merupakan perintah Panglima Kolinlamil Laksamana Pertama TNI Irvansyah, S.H., CHRMP, M.Tr (Opsla) bagi unsur-unsur operasi agar selalu siaga dan terus meningkatkan latihan guna menjaga naluri tempur.
“Prajurit KRI Banda Aceh 593 selalu siap menghadapi situasi apapun, begitu pula dengan alutsista yang ada di KRI Banda Aceh 593. Kami berlatih untuk tingkatkan naluri tempur dan profesionalisme prajurit”, tegas alumni AAL Angkatan 46 tahun 2000 ini.
Selain itu, Latihan menembak ini juga merupakan bentuk meningkatkan kesiapan dan kesiapsiagaan sistem senjata armada terpadu agar memiliki daya gerak dan daya gempur yang tinggi sesuai perintah harian Kasal Laksamana TNI Yudo Margono, S.E., M.M.
Sesuai tugas pokok dan fungsinya (tupoksi), KRI Banda Aceh (593) merupakan salah satu jenis kapal Kapal Perang Republik Indonesia bertipe Landing Platform Dock yang pembuatannya dilakukan PT PAL di Surabaya dan mulai beroperasi Maret 2011.
Kapal ini memiliki kapasitas angkut total sebanyak 344 personel, tiga unit helikopter jenis Mi-2/Bel 412 di deck dan dua di hangar, dua unit LCVP, tiga unit howitzer dan 21 tank dengan luas LPD 125 meter persegi. Kapal Landing Platform Dock 125 meter kapal ke-4 ini dirancang secara khusus untuk mampu dipasang senjata 100 mm dan dilengkapi dengan ruang CIC untuk sistem kendali senjata (Fire Control System) yang memungkinkan kapal mampu melaksanakan self defence dengan komunikasi kapal ke kapal kombatan untuk melindungi pendaratan pasukan dan kendaraan taktis serta tempur untuk pengendalian pendaratan helikopter.
Kapal dibangun dengan kelas Loyd Register + 100A1 dan menggunakan konstruksi lambung ganda (double bottom). Untuk memudahkan manuver, kapal dilengkapi bow thruster yang berfungsi memecah gelombang. Untuk mengoperasikan kapal, mesin dapat dioperasikan dari ruang kontrol dan bisa langsung dari ruang mesin, serta dilengkapi peralatan rumah sakit darurat dan bisa difungsikan untuk pertolongan pertama.
Kapal LPD 125 meter ini juga didesain untuk memenuhi tugas operasi TNI AL, di antaranya untuk Landing Craft Carrier, yakni Landing Craft Unit 23 m, pendaratan pasukan, operasi amfibi, tank carrier, combat vehicle 22 unit, tactical vehicle 13 unit, total embarkasi 507 personel termasuk troop carrier 354 troop, kru, tamu, dan officer. Selain itu, operasi kemanusiaan dan penanggulangan bencana, serta mampu berlayar selama 30 hari secara terus-menerus. Han