Singaraja.Bali.faktapers.id-Padat karya dalam pembuatan struktur terumbu karang yang dimiliki pemerintah pusat dengan programnya PEN (Pemulihan Ekonomi Nasional ) 2020 dipastikan Desember ini akan seluruh struktur selesai ditenggelamkan kelaut lepas, berapa desa telah mulai menanam hal tersebut selain bagian dari rumah ikan juga yang ditanam memiliki sejarah desa.
Seperti halnya desa Bondalem Kecamatan Tejakula, Buleleng, ratusan struktur yang nantinya menjadi rumah ikan dilautan lepas dengan berbagai motif mulai ditenggelamkan oleh para Diver dan Pokmaswas setempat. Bahkan bukan kali ini saja penurunan tersebut dari 2015 hingga kini hal tersebut telah dilakukan oleh Pokmaswas Desa Bondalem yang diikuti oleh penggerak konservasi kelautan sekaligus Dive Dody Tisna. Menariknya perancang sejarah desa yang ditenggelamkan digagas oleh Dody Tisna,”Dulu ada ranjau laut yang ditarik warga sini dan meledak, nah itu kita pingin buat untuk daya tarik para penyelam. Kemarin ada beberapa patung bentuk manusia sudah kita tenggelamkan nanti kita tambahkan melalui bantuan baik, bansos atau CSR lainya ”kata Dody
Desa Bondalem meliiki sejarah yang sangat unik secara garis besar rakyat melestarikan itu, pada tahun 1946-1947 rakyat dikenal karena melakukan pemberontakan terhadap tentara NICA Belanda. Sebanyak 40 orang diperkirakan wafat dalam pertempuran yang maha dahsyat itu ranjau laut meledak saat ratusan warga menariknya. Untuk memperingati kegigihan para pejuang kala itu, pemerintah desa membangun sebuah monument perjuangan pada pintu gerbang masuk desa Bondalem, dari 40 orang yang wafat saat itu termasuk kakek dari DPRD Buleleng Ketut Dody Tisna dari Fraksi Golkar komisi III.
Dody sejak menginjak di bangku SMA memiliki keahlian dalam bidang dive, sempat juga menurunkan dan membuat Exsudom dan kini karang-karang tersebut telah tumbuh subur,”Kita memiliki sejarah yang patut di lestarikan, karena para dive itu bukan saja melihat ikanya saja tapi juga sejarah desa yang dituangkan dilaut. Nah itu akan menjadi daya tarik para penyelam melihat keindahan alam bawah laut. Khusus di Bondalem ada tujuh lokasi tempat penyelaman dengan karang yang menarik, serta sejarah pada tahun 1946-1947 dikenal karena melakukan pemberontakan terhadap tentara NICA Belanda jadi iku akan senang menarik bagi penyelam itu sendiri,”ujar Dody Tisna.
Sampai saat ini pelaksanaan PEN-ICRG telah mencapai batas akhir enam desa di Buleleng dengan didampingi LINI selesai menenggelamkan Exsudom seperti Desa Bondalem ratusan jenis diturunkan Naga Basuki,Pura, Patung Dewa. Lebih lanjut diterangkan Ketut Dody Tisna,”Kita lebih banyak ke konservasi, jadi karang buatan lebih banyak sporanya . Nah untuk koralnya karena itu bentuknya hewan. Kita juga didik disini anak-anak muda untuk menjadi Diver baru dan bekerjasama dengan pihak desa yang nantinya mendapat sertifikasi. Untuk Exsadom yang kita sudah tenggelamkan dari 2012 kurang lebih 500 lebih ”paparnya.
Lebih jelas dikatakan oleh Dody Tisna, pasalnya ia dulu sebelum mengenal kehidupan bawah laut sempat merusak karang-karang karena karang tersebut terdapat bongkahan habitat yang bisa dimasak namun hampir 10 tahun ini merasakan doa tersebut,”Dulu saat belum mengenal yang namanya penyelam sering merusak karang, mulai 10 tahun ini doa itu saya bayar karna itu karma buasaya dengan ikut sekarang mengkonservasi karang bersama dive lainya
Desa Bondalem juga pelaku pembuat Exsadom yang digerakan oleh Dody Tisna, hingga para Diver, maupun Universitas keinginan membeli untuk di tenggelamkan di laut lepas seperti daerah Karangasem, ratusan telah ditenggelamkan untuk membantu perkembang biakan habitat laut
Sisi lain Nyoman Sugiarta yang pernah mewakili Indonesia ke Kalifornia sebagai penggerak Konserasi Terumbu Karang dan Instruktur Diver di Buleleng saat itu diantar Bupati Buleleng dan Mentri Kelautan.
”Ada 7 lokasi sebagai tempat tujuan menyelam, untuk yang kita sekarang ini ada tiga lokasi karang yang memilki kawasan rehab karena agak rusak kita beri strutur berupa 9 gambelan dan penarinya dan model ranjau karena berdampingan dengan tempat kejadian dulu. Dari daratan ke laut jaraknya cuman 200 meter dengan kedalaman bervariasi maksimal 9 meter. Jadi dari permukaan bisa kita lihat jelas,”terang Sugiarta.
Ketut Dody Tisna selaku DPRD Buleleng duduk di Komisi III akan lebih banyak mengembangkan konservasi terumbu karang.
“Kita ingin mengembangkan konservasi kelautan di desa lain yang ada di Buleleng untuk menggugah masyarakat baik nelayan maupun warga lainya karena kita punya laut yang sangat panjang di Buleleng dan ini perlu dibenahi dan kemarin kita sudah sampaikan di sidang paripurna untuk menggugah hati wakil rakyat lainya. Kendati wakil Buleleng tidak punya ranahnya tapi kita nanti koordinasi dengan wakil kita di pusat atau nanti kita dengan Provensi untuk meningkatkan PAD kita. Masalah keberisihan kalau tidak dari hulu tidak bersih maka jelas laut kita dengan beribu karang akan terganggu sedangkan kita setiap 4 bulan selalu monitoring dan kita berharap pemerintah Buleleng/Provensi punya inisiatif bersama bersinergi, begitu juga masyarakat mari jaga lingkungan demi kemajuan pariwisata kita,”jelas Dody. Des