Singaraja, Faktapers.id -Umur tua tak menyurutkan semangat dalam berbagai aktivitas, Nyoman Sugiarta(56) pria asal Desa Bondalem Kecamatan Tejakula Bali, terus tergugah hati dalam menjaga Karang yang ada di laut Buleleng masyarakat diharapkan menjaganya semaksimal mungkin.
Sejak menginjak dewasa Nyoman Sugiarta merantau sebagai pekerja ternak di Pulau Batam ngurus babi, keinginan maju dan kursus bahasa inggris dilakoni. Berhenti kerja di Batam memilih pulang ke Bali menjadi penjaga villa di sebelah timur Pura Bingin Bondalem dan menjadi ketua pecalang hingga bertemu dengan Reefcheck. Nah dari sana lah dia kenal kehidupan karang bawah laut. Melihat habitat laut semakin susah dicari lalu memilih konservasi Terumbu Karang dan Diver di kawasan Bondalem/ Tejakula bersama anak-anak didesa setempat kendati bukan anak seorang nelayan dan dari sana mengerti arti sebenarnya isi laut hingga aktivitas tersebut semakin ditingkatkan.
Adanya pengembangan alam bawah laut tahun 2007 dari Reefcheck, Sugiarta bergabung tekun hingga kekegiatan workshop yang digelar berbagai LSM sehingga ikut mendalami dasar pendidikan kelautan.
Dilihat laut semakin menarik untuk di jaga baik karang, ikan yang kini semakin punah dicari nelayan, menurut Sugiarta,”Karang awalnya hal baru bagi saya dan ini pentingnya bagi kami untuk menjaga lautan karena 5 persen bumi ini dikelilingi laut maupun air. Dulu ada penambangan(kapur sirih) karang di Bondalem sampai tahun 90 dan pemerintah mengerti akhirnya pemambangan berhenti dan mulai dilarang pencarian karang dilaut baik penembakan ikan maupun dengan bahan berbahaya ,”ujar Sugiarta (Rabu 23/12).
Nyoman Sugiarta yang pernah mewakili Indonesia ke California sebagai penggerak Konserasi Terumbu Karang dan Instruktur Diver saat itu diantar Bupati Buleleng dan Mentri Kelautan Coral Reef Alliance di tahun 2014.
“Pada 2014 kami berangkat bersama Bupati Buleleng, Kadis. Abdul Ganap dan kami untuk Indonesia mendapat nominasi(Penghargaan Perlindungan terumbu karang) di Sanfransisco. Dari Indonesia saya dan Abdul Ganap ditunjuk oleh LSM Coral Reef Alliance. Awalnya saya kira bercanda diajak kesana, saat itu disana berjumpa dengan anggota Coral Reef Alliance untuk ikut mendapingi masyarakat disana melaksanakan perlindungan karang,” papar Nyoman Sugiarta.
Berhasil membanggakan Buleleng/Indonesia kekancah dunia, Sugiarta semakin memiliki semangat kendati usianya semakin tua, dengan sekarang Hexadome, Fishdome ditenggelamkan kelaut kedepan memilki harapan.
“Dari 2007 bergerak sudah ratusan jenis setrat buatan kami coba dan kita temukan yang cocok Hexadome karena kami seneng begitu dipasang dalam 3 hari ikan sudah mulai datang disamping itu terumbu karang sudah banyak rusak.Hexadome. Ini sangat bagus selain mampu menahan arus bawah juga disenengi ikan sebagai rumah singgah juga anakan karang alami cepat tumbuh. Kita libatkan sekarang ini Kelompok Bahari Prawara dengan jumlah 11 orang dan kerjasama dengan desa-desa sebelah seperti Desa Les, Pacung, Tejakula, Penuktukan.Untuk Bondalem kita sudah punya 15 diver ditambah orang dari siswa SMA.
“Nantinya kita rekrut kembali untuk ikut membantu penjagaan karang (konservasi) dan kita beri sertifikasi. Untuk menjaga keutuhan Hexadome,Fishdome ini peran masyarakat baik nelayan maupun lainya yang sering bersentuhan dengan laut,” jelas Nyoman Sugiarta.
Selaku DPRD Buleleng yang duduk di Komisi III Ketut Dody Tisna akan berjuang menyuarakan masyarakat Tejakula dalam menjaga habitat karang di laut di sidang paripurna, mengingat selain Bondalem desa lainya juga butuh proses dalam menjaga hal tersebut. Untuk meningkatkan kunjungan wisata sehingga PAD yang dimilik Buleleng lebih meningkat. “Dalam sidang paripurna kita akan suarakan ini untuk meningkatkan pariwisata Buleleng dalam bidang penyelaman,” tandasnya.
Sama halnya dengan berbelanja kalau kita tidak memiliki uang sama juga tidak ada, nah melalui bansos kita akan perdayakan masyarakat untuk lebih giat menjaga karang dan mebuat Hexadome,”ujar Dody Tisna. Des