Singaraja.Bali.Faktapers.id –Puluh Nasabah LPD Desa Adat Anturan kepung Sekretariat Adat pertanyakan selain kejelasan hasil audit yang dijanjikan Bupati Buleleng juga kejelasan uang yang mereka harapkan dapat namun tak tidak (27/6) pukul 09.00 wita
Sebelumnya kerama adat bersama ketua LPD Arta Wirawan , Kelian Adat saat itu sempat mendatangi kantor Bupati Buleleng dan bertemu dengan Bupati Agus Suradnyana hasil pertemuan didapat Bupati menjanjikan bahwa audit tersebut akan diambil alih.
Atas ketidak jelasan selama dua bulan ini, para nasabah yang ada di pesisir merupakan nelayan tangkap ikan mulai panik, anak dari mereka butuh biaya sekolah namun kejelasan uang mereka di LPD Anturan hingga saat ini tidak jelas/ mengambang.
Salah satu nasabah Ketut Isnawanta alias Glontongan yang belakangan ini uangnya belum didapatkan dalam orasinya di Sekretariat Adat yang diterima Ketut Supandra wakil Kelian Adat mengatakan,
“Saya minta prajuru adat yang bertanggungjawab, saya sudah kelaparan. Dari dulu ketua LPD mengatakan silahkan tabung uang dan saya tabungkan, Saya minta kepada penanggung jawab LPD , Kelian Desa maupun prajuru adat. Saya mendengar info ketua LPD ini sering bagi-bagi uang seperti tidak ada ketransfaranan bagaimana tindakan Kelian kok dibiarkan liar seperti ini. Yang saya khawatirkan begitu hasil audit diumumkan nanti habis asset LPD saya warga disini dapat apa. Saya minta ketua LPD ditahan diadili supaya tidak ada pencarian diluar .”jelas Glontongan.
Menariknya salah satu warga bernama Mia pekerjaan penyelam dilaut yang telah lama menabungkan uangnya sampai saat ini juga belum didapatkan, bahkan hanya menerima janji-janji palsu dari pihak LPD itu sendiri.
”Saya minta bukti bukan janji-janji selaku aparat desa tolong perhatikan kami, saat ini anak kami butuh biaya bersekolah dan kami dimana mencari biaya mengandalkan uang yang ada di LPD apalgi situasi seperti saat ini,”terang Mia
Menurut Ketut Supandra selaku wakil Kelian Desa Adat Anturan bahwa Bupati Buleleng telah menjanjikan akan di fasilitasi audit tersebut.
“Kedatangan nasabah mempertanyakan kejelasan uang mereka apa yang dijanjikan bapak Bupati , bahwa hasil audit akan difasilitasinya dan akan disampaikan ke nasabah secara umum. Katanya audit sudah selesai dan hasilnya belum diumumkan untuk itu warga ini datang sampaikan orasinya mewakili nasabah lainya,” jelas Ketut Supandra.
Menariknya orasi yang disampaikan para nasabah LPD Anturan tersebut, sayang Kelian /Bendesa Adat tidak ada di Desa Anturan namun kepala Desa Ketut Soka tidak bisa berbuat banyak hanya saja pihaknya yang juga korban LPD piktif akan menyampaikan orasi tersebut ke atasanya Bupati Buleleng Agus Suradnyana dan Kejaksaan Negeri Singaraja
Dugaan Korupsi yang terjadi di dalam LPD Desa Adat Anturan, Penyidik Pidana Khusus (pidsus) Kejaksaan Negeri (Kejari) Buleleng,kini menemukan fakta yang baru.
Kasus dugaan penyelewengan asset sekaligus pengelolaan keuangan LPD Adat Anturan. Dari hasil pemeriksaan beberapa saksi, ditemukan ada indikasi dugaan ‘kredit fiktif’ dalam pencairan kredit di oknum pegawai LPD Adat Anturan.
AA Jayalantara Humas yang juga Kasi Intel Kejari Buleleng, Kamis (27/5) di Kantor Kejari Buleleng mengatakan, sejauh ini penyidik sudah memeriksa sebanyak 16 orang saksi dari nasabah terkait kasus yang membelit LPD Adat Anturan. “Mereka hanya dimintai klarifikasi apa benar mempunyai kredit apa tidak,” kata Jayalantara,
Menariknya lagi salah satu warga masyarakat Anturan bernama Kadek Awan siap menjadi garda terdepan membantu memberikan keterangan kalau ketua LPD Anturan Komang Arta Wirawan pernah menyogok pewarta agar tidak di expost kasusnya. Des