Singaraja.Bali.Faktapers.id – Kesetian terhadap pasangan dalam menjalani hidup dahulu memang kental bandingkan dimasa kini, yang hanya terkadang menimbulkan cinta sesaat, dan berakhir di perceraian.a
Warga Desa Cempaga Kecamatan Banjar bernama Nyoman Cakra alias Nang Kipik (95) dan Ni Nyoman Suadi alias Men Kipik(95) yang bekerja sebagai petani kebun sejak cintanya bersemi dan lanjut kepelaminan di umur 25 tahun, kedua pasutri yang selalu hidup rukun hingga melahirkan 3 orang anak 2 cewek dan 1 cowok dan kini sudah pada dewasa.
Diusia 95, pasutri ini memenuhi panggilan sang pencipta, Men Kipik meninggal 5 hari lalu disusul oleh istrinya Pan Kipik 4 hari lalu Juli 2021. Dengan usia yang sudah lanjut serta fisik yang sudah tidak memungkinkan melakukan pekerjaan sebagai petani selama kurun waktu 5 tahun hanya saja bisa beraktivitas didalam halaman rumah.
Warga Cempaga pun mendengar Men Kipik meninggal secara adat Cempaga masyarakat bergotong royong tengok menengok, namun selang 1 hari disusul susul oleh Nang Kipik, kematian pasutri ini bagaikan Romeo dan Juliet Cinta Sejati sehidup semati.
Proses upacara secara adat Desa Cempaga dilaksanakan Sabtu (31/7) pukul 09.00, kedua pasutri digotong dengan keranda alami dan dikubur berbarengan satu liang lahat.
Kades Cempaga, Putu Suarjaya pun kaget seumur umurnya baru pertama melihat pasutri meninggal dengan cinta sejati,” Baru pertama kami melihat warga meninggal suami istri secara bersamaan dan tidak ada sakit yang dideritanya. Ini kisah bagaikan sinetron Romeo dan Juliet cinta sejati setia sehidup semati,”ungkap Suarjaya.
Suarjaya lebih lanjut menjelaskan terkait tradisi proses penguburan Kakek dan Nenek tersebut,
“Sesuai tradisi kita di desa Cempaga,Bali Age hanya dilakukan proses penguburan, tidak ada kremasi atau membakar mayat,”ujar Putu Suarjaya. Des