Suara.com – Salah satu ibadah yang dianjurkan saat memasuki tanggal 10 Muharram adalah menyantuni anak yatim dan mengusap kepalanya. Saat mengusap kepala anak yatim ini, sebaiknya umat Islam membaca doa agar mendapat limpahan rezeki dari Allah SWT. Berikut adalah doa santunan anak yatim 10 Muharram lengkap dengan keutamaan, dalil dan hikmahnya.
Bulan Muharram kerapkali disebut sebagai bulannya anak yatim. Khususnya pada tanggal 10 Muharram banyak masyarakat yang akan mengadakan kegiatan santunan untuk para yatim sebagai jembatan pembuka pintu rezeki yang sangat baik.
Keutamaan dari kegiatan menyantuni anak yatim ini disebutkan dalan firman Allah SWT di surat Al-Baqarah ayat 261, yang artinya:
“Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui.”
Baca Juga:Khutbah Jumat Tentang Hari Asyura: Hari Allah Menerima Taubat Nabi Adam As
Mengingat pahala yang didapat sangat besar, hendaknya kita menyisihkan sedikit harta untuk menyantunu anak yatim terutama saat 10 Muharram. Selain itu, baiknya kita membaca doa saat menyantuni anak yatim.
Doa Santunan Anak Yatim 10 Muharram
Sebagaimana disebut di atas, santunan anak yatim sebaiknya diberengi dengan mengusap rambut dan mambaca doa untuk anak yatim. Namun, cara mengusap rambut anak yatim berbeda antara anak perempuan dan laki-laki.
Untuk anak yatim perempuan cara mengusapnya yaknu dimulai dari atas kepala lalu ke bawah. Sementara untuk anak yatim laki-laki cara mengusapnya yaitu dari bawah kepala lalu ke atas.
Kemudian, muslim bisa membaca satu doa yang ketika sedang mengusap kepala anak yatim. Berikut adalah bacaan doa yang dianjurkan:
Baca Juga:12 Amalan Malam 10 Muharram Sesuai Sunnah yang Datangkan Limpahan Pahala
hasbunallah wa ni’mal wakil, ni’mal maula wa ni’mal nasir
Artinya: “Cukuplah bagi kami Allah, sebaik-baiknya pelindung dan sebaik-baiknya penolong kami.”
Dalil dan Hikmah Menyantuni Anak Yatim pada 10 Muharram
Umat Islam sangat dianjurkan untuk mengusap rambut kepala anak yatim ini bersamaan dengan memberikan santunan. Hal tersebut sebagaimana dijelaskan dalam hadist yang berasal dari Musnad Ahmad, 7/36 berikut:
“Diriwayatkan dari Umamah, sesungguhnya Nabi bersabda: Barang siapa mengusap kepala yatim semata-mata karena Allah, maka setiap rambut yang ia usap memperoleh satu kebaikan. Barang siapa berbuat baik kepada yatim di sekitarnya, maka ia denganku ketika di surga seperti dua jari ini. Nabi menunjukkan dua jarinya; jari telunjuk dan jari tengahnya.”
Hadits di atas tidak menyebutkan secara spesifik bahwa santunan kepada anak yatim harus diselenggarakan pada tanggal 10 Muharram. Akan tetapu mengusap kepala yatim tetap dianjurkan kapan saja. Pertanyaannya kenapa yang dianjurkan adalah mengusap kepala anak yatim? Adakah hikmahnya?
Dalam kitab Majma’ Zawaid dijelaskan bahwa:
“Diriwayatkan dari Abi Hurairah, sesungguhnya seseorang melaporkan kekerasan hatinya kepada Nabi Muhammad, lalu Nabi berpesan: Usaplah kepala yatim dan berilah makanan orang miskin.” (HR Ahmad, para perawinya sahih)
Kemudian di dalam kitab Tanbihul Ghafilin bi-Ahaditsi Sayyidil Anbiya wal Mursalin karya Abullaits Assamarqandi (w. 373 H) menjelaskan tentang besarnya pahala yang di dapat oleh orang yang mengusap kepala yatim:
“Barang siapa berpuasa para hari Asyura (tanggal 10) Muharran, niscaya Allah akan memberikan seribu pahala malaikat dan pahala 10.000 pahala syuhada’. Dan barang siapa mengusap kepala yatim pada hari Asyura, niscaya Allah mengangkat derajatnya pada setiap rambut yang diusapnya.”
Dari beberapa riwayat hadits di atas bisa disimpulkan bahwa hikmah dari mengusap kepala yatim salah satunya untuk membentuk kasih sayang dan kepedulian kepada mereka. Sebab, anak yatim pasti sangat merindukan belaian kasih sayang ayahnya. Sehingga dari acara 10 Muharram itu diharap bisa mengubah hati yang keras menjadi lembut dan segala doa terkabulkan.
Demikianlah doa santunan anak yatim 10 Muharram lengkap dengan keutamaan, dalil dan hikmahnya. Semoga menambah amal ibadah dan keimanan kita!
Kontributor : Putri Ayu Nanda Sari