Headline

Bupati Adnan Berbagi Cara Hadapi Era Disrupsi

562
×

Bupati Adnan Berbagi Cara Hadapi Era Disrupsi

Sebarkan artikel ini

Gowa, Faktapers.id – Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan menjadi narasumber pada Sekolah Politik Amanat Institute Sesi 04 dengan tema “Kepemimpinan Politik Anak Muda di Era Disrupsi,” secara virtual melalui aplikasi zoom meeting, Selasa (22/12).

Dalam pemaparannya, Bupati Adnan menjelaskan bahwa Era Disrupsi ini merupakan era dimana kebiasaan lama diganti dengan kebiasaan baru yang cenderung menggunakan teknologi. Bahkan era ini masuk di segala lini kehidupan termasuk di sektor pemerintahan.

“Dulu semuanya dilakukan secara fisik sekarang menggunakan mesin. Sekarang berubah menjadi teknologi,” ujar Adnan.

Lanjutnya salah satu yang bisa dilakukan untuk menghadapi era Disrupsi ini adalah dengan membangun sumber daya manusia (SDM). Bupati Adnan menilai bahwa kemajuan suatu bangsa atau daerah ditentukan oleh SDMnya.

“Banyak negara yang maju tidak memiliki sumber daya alam yang banyak. Tetap mereka memiliki sumber daya manusia yang baik,” lanjutnya.

Selain itu, khusus di Kabupaten Gowa, Bupati Adnan mengungkapkan banyak inovasi yang dilakukan guna menghadapi era Disrupsi ini. Misalnya penggunaan teknologi untuk mempermudah pelayanan publik.

Seperti di bidang perizinan, Kabupaten Gowa sudah menerapkan sistem online dengan OSS dan Sicantik, Kemudian pelayanan administrasi kependudukan juga melalui online, pelayanan pengadaan barang dan jasa secara elektronik (e-procurement), pungutan pajak rumah makan melalui aplikasi M-Post.

Selanjutnya, Pegaduan melalui SP4N Lapor, strategi penyebaran informasi publik melalui media sosial, pelayanan kepegawaian berbasis IT dan integrasi sistem pemerintahan berbasis elektronik (e-government).

“Pemimpin Milenial dia kemampuan atau kepekaan membaca minat publik apa yang dibutuhkan masyarakat saat ini dan mampu mengikuti perkembangan zaman yang ada serta selalu berinovasi dan kreatif,” jelasnya.

Namun yang tidak kalah pentingnya, dalam menghadapi era Disrupsi ini adalah adalah menjaga lima pilar pembangunan atau teori pentahelix yang terdiri dari akademisi, pengusaha, masyarakat, Pemerintah dan media.

“Ini adalah kolaborasi suatu daerah. Kalau kita mampu menjaga lima pilar ini saya yakin dan percaya suatu daerah akan maju dan berkembang,” tandasnya. Kartia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *