Singaraja.Bali.Faktapers.id -Pemerintah Bali terus gaungkan program gubernur no 80 th 2018 tentang pelestarian Bahasa dan penulisan Aksara Bali dengan tema “Wana Kerthi: Sabdaning Taru Mahottama”
Makna Bulan Bahasa Bali sebagai Altar Pemuliaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali Tertaut Jelajah Pemaknaan Hutan sebagai Prana Kehidupan.
Pelestarian bulan Bahasa ini sangat efektif diterapkan baik pelajar tingkat, SD.SMP,SMA, Fakultas Umum atau Perguruan Tinggi, dan masyarakat tingkat desa.
Seperti yang dilaksanakan di Wantilan Desa Kubutambahan,Buleleng. Tujuh peserta dari mewakili 7 dusun diadu kecerdasanya mewakili kelompok Yohana Sabtu, (26/6) pagi dan berhasil diambil 3 pemenang.
Pelaksanaan Bulan Bahasa Bali tahun ini sangat berbeda, kendati covid membayangi Bendesa Adat Jro Pasek Warkadea tetap menggelar hanya saja kurang dari 20 orang hadir demi program Gubernur Bali.
Kategori yang dipilih dalam lomba selain meliputi Nyurat Aksara (menulis bahasa Bali), merangkai cerita dengan bahasa Bali, juga maupun berpidato. Untuk tingkat SD dilombakan dalam Nyastra (Nulis).
Kepada Faktapers.id Sabtu (26/6) Bendesa Adat Jro Warkandea menjelaskan pentingnya penerapan bahasa Bali ini dimulai sejak dini. Desa adat dan dinas tidak bisa dipisahkan, pelestarian dimaksud dari segi budaya, adat. Dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas dari pada pariwisata Bahari,
“Jadi bulan bahasa ini program Gubernur Nangun Sat Kerthi Loka Bali. Desa adat diberikan dana BKK 300 juta, nah dalam posnya itu kita anggarkan 7 juta untuk pelaksanaan kegiatan yang intinya ada Satua Bali,Pidato Bali, dan kami ambil berpidato Bali antar Banjar Adat sehingga tanggung jawab kami bagaimana pelaksanaan kegiatan ini mampu terlaksana sesuai arahan Gubernur,” terang Warkandea.
Dan kami pertanggungjawabkan bantuan anggaran semesta berencana tersebut untuk Desa Adat Kubutambahan. Untuk tim juri sudah profesional dalam menganalisa lomba dari penyuluh kecamatan,”papar Warkadea.
Kegiatan ini mestinya terlaksana di bulan Februari 2021, namun karna anggaran belum keluar dan baru April ini jadi pelaksanaan sempat kita tunda dan bulan Juni ini baru kita laksanakan disamping itu covid juga membentur kita,”kata Warkadea.
Bahasa Bali merupakan bahasa Induk wajib hukumnya masyarakat di Bali melestarikan kebudayaanya sendiri, kata Warkadea,” Ini adalah bahasa warisan budaya yang adi luhung. Kita di Bali dalam kegiatan baik di Pura maupun di rumah wajib berbahasa Bali halus, dari Yohana ini kita didik anak bagaiman dirinya menjadi emsi misalnya, paling tidak mengerti dasar dan makna bahasa Bali,” jelas Warkandea.
Sementara dalam lomba berpidato diraih Luh Dian Ayu lestari anak Fakultas di Undiksha asal Desa Kubutambahan, dalam keteranganya kepada awak media usai menerima penghargaan mengatakan,
“Ini hal yang sangat bagus untuk melatih anak-anak muda, walaupun kami mahasiswa tetapi jarang juga menggunakan bahasa Bali halus. Dan itu masih sulit kita terapkan dirumah apalagi untuk tampil kedepan berbicara bahasa halus. Nah ajang seperti ini sangat perlu dilakukan kepada Yohana-yohana yang ada di Bali supaya bahasa Bali ini tetap terlestarikan. Dan ini tidak harus menunggu bulan-bulan bahasa,”terang Luh Dian Ayu lestari. Des