Headline

Sispreneur 2021, Tingkatkan Akses Pemasaran Digital Bagi Pelaku Usaha Perempuan

413
×

Sispreneur 2021, Tingkatkan Akses Pemasaran Digital Bagi Pelaku Usaha Perempuan

Sebarkan artikel ini

Jakarta, faktapers.id – Memperingati Hari Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Nasional, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga meresmikan Program Sispreneur 2021 Kelas Inkubasi Manajemen Bisnis (Pendampingan) bagi 1.000 Pelaku Usaha Perempuan Indonesia.

Program ini merupakan hasil kolaborasi Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) dengan PT XL Axiata, Tbk yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan kewirausahaan berperspektif gender dan memperluas akses pemasaran digital bagi pelaku usaha perempuan, guna memajukan usaha, meningkatkan perekonomian keluarga, hingga memberi kontribusi pada perekonomian nasional.

“Saya berharap pelatihan yang dilaksanakan pada 2021 ini, dapat menjawab berbagai tantangan yang masih dihadapi para perempuan wirausaha, khususnya dalam membuka akses pengetahuan terkait pemahaman perspektif gender, perencanaan bisnis, pemasaran dan branding, serta literasi keuangan dan akses pasar yang lebih luas melalui digital marketing, sehingga pada akhirnya dapat memajukan usaha, meningkatkan perekonomian keluarga, dan memberi kontribusi pada perekonomian nasional,” ungkap Menteri Bintang dalam acara Peresmian Program Sispreneur 2021 Kelas Inkubasi Manajemen Bisnis (Pendampingan) bagi 1.000 Pelaku Usaha Perempuan Indonesia yang dilaksanakan secara virtual, Kamis, (12/8/2021).

Menteri Bintang menuturkan pemulihan ekonomi nasional dapat diupayakan salah satunya dengan meningkatkan pertumbuhan ekonomi bangsa. Dalam hal ini, kemampuan kewirausahaan (entrepreneurship) perempuan sangatlah penting, mengingat pembukaan usaha baru dan perluasan usaha akan mendorong tersedianya lapangan kerja untuk menyerap angkatan kerja yang bertambah setiap tahunnya.

Berdasarkan data Perkembangan UMKM dan Besar di Indonesia pada tahun 2014-2018, dari seluruh jenis usaha di Indonesia, 99,99 persennya merupakan UMKM. Selain itu, data BPS pada tahun 2018, menunjukkan bahwa dari total UMKM, lebih dari 60 persennya (sekitar 37 juta) dimiliki dan dikelola oleh perempuan.

“Namun sayangnya, potensi UMKM perempuan masih belum termaksimalkan. Masih banyak perempuan wirausaha yang menghadapi banyak tantangan dalam mengembangkan usahanya dibandingkan dengan laki-laki, mulai dari tantangan pada akses permodalan, akses pengetahuan, akses pasar, hingga dukungan baik dari negara maupun masyarakat,” jelas Menteri Bintang.

Lebih lanjut, Menteri Bintang mengungkapkan jika perempuan dilibatkan secara penuh, tidak hanya dalam mengimplementasikan program, melainkan juga menyebarluaskan ilmu maupun praktik baik yang mereka dapat dari berbagai program, maka dapat mewujudkan salah satu isu prioritas Kemen PPPA yaitu pemberdayaan perempuan dalam kewirausahaan yang berperspektif gender.

“Untuk itu, saya mengajak para peserta Program Sispreneur 2021 untuk turut menyalurkan ilmu dan praktik baik yang sudah diterima, ke lebih banyak perempuan di daerah-daerah lainnya. Sehingga, peluang untuk memiliki akses pengetahuan dan akses untuk memasarkan produk ke pasar digital yang lebih luas bisa didapatkan semua perempuan. Jadilah agen perubahan di manapun kalian berada, mulai dari unit terkecil, keluarga, hingga lingkungan,” pungkas Menteri Bintang.

Sementara itu, President Direktur dan CEO PT XL Axiata TBK, Dian Siswarini menuturkan melalui program Kelas Inkubasi Sispreneur 2021 yang diikuti 1.000 perempuan pelaku UMKM dari 20 provinsi di Indonesia, akan mendapatkan pendampingan manajemen bisnis untuk mengembangkan bisnisnya dengan memanfaatkan beragam sarana berbasis teknologi digital.

“Teknologi digital menawarkan kesempatan kepada siapa saja untuk mampu memaksimalkan potensi yang dimiliki, termasuk bagi perempuan pelaku usaha mikro. Teknologi digital akan memungkinkan mereka untuk menembus pasar yang lebih luas dan hampir mustahil bisa dijangkau jika tidak online. Teknologi digital sekaligus akan mempermudah mereka melakukan promosi produk dan jasa secara lebih massif melalui media sosial ataupun platform marketplace,” tutur Dian.

Di kesempatan yang sama, Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kemen PPPA, Lenny N. Rosalin mengungkapkan dalam program Sispreneur 2021 ini, para pelaku usaha perempuan juga diberikan pelatihan dan pendampingan tidak hanya terkait materi ekonomi tentang bagaimana mengembangkan bisnisnya. Tapi juga terkait materi kesetaraan gender. Misalnya pengetahuan terkait kesehatan reproduksi, pengasuhan anak, pengetahuan hukum, dan kepemimpinan.

“Dengan perempuan berdaya secara ekonomi, hal ini turut mendorong terwujudnya pola pengasuhan yang lebih baik, menurunkan angka kekerasan, mencegah stunting, mencegah pekerja anak, hingga mencegah perkawinan anak,” terang Lenny.

Pada acara ini, pelaku usaha perempuan alumni program Sispreneur 2020 dari Dusun Kemuning, Lombok Barat, NTB, Sri Handayani memberikan testimoni keberhasilan dan kemajuan usahanya setelah mengikuti program tersebut.

Pemilik usaha produk sembako dan kebutuhan sehari-hari ini menceritakan bahwa sebelumnya ia mengalami kendala yaitu sedikitnya konsumen yang mengetahui dan membeli produk yang dijualnya. Namun setelah mengikuti program Sispreneur 2020, usahanya banyak diketahui banyak orang, sehingga bisa terus berjalan dan bertahan hingga saat ini. Her

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *