Klaten, faktapers.id – Petani di Desa Tumpukan Kecamatan Karangdowo, Kabupaten Klaten kini mulai dikenalkan pada drone pertanian. Drone ini dapat membantu petani dalam melakukan proses dan persiapan kegiatan budidaya pertanian.
Banyaknya inovasi dibidang pertanian yang semakin maju dan berkembang serta beragam jenisnya harus dapat dan mampu mengubah bidang pertanian semakin disukai dan menjadi salah satu bidang yang diunggulkan serta mendapat prioritas.
Salah satu teknologi industri yang bisa diperkenalkan dan dapat mendukung sektor pertanian secara luas adalah Drone atau yang lebih dikenal sebagai UVA (Unmanned Aerial Vehicles) yaitu pesawat tanpa awak yang digerakkan menggunakan sebuah remote control dari jarak jauh.
Kepala Desa (Kades) Tumpukan, Suyamto menuturkan pemberantasan hama dengan menggunakan drone, selain efisien juga lebih hemat biaya serta mampu menarik perhatian anak muda agar mau terjun menjadi petani.
“Salah satu faktor atau kendala yang dihadapi petani selain anjloknya harga padi pasca panen yakni munculnya orgasme pengganggu tanaman (OPT) atau hama tanaman. Untuk pemberantasan hama diperlukan kecepatan dan ketepatan dalam penanganannya,” tutur dia.
Oleh karena itu, pihaknya menggandeng PT Bayer dalam hal pemberantasan hama, disamping penyediaan obat untuk pertanian hingga penyediaan fasilitas drone. Ia mengaku drone adalah tehnologi yang mampu menjawab kesulitan petani saat ini.
“Kegiatan ini diharapakan agar petani lebih paham dan mengerti dengan teknologi, karena perkembangan tehnologi bagi petani nantinya dapat digunakan secara bersama-sama untuk kemajuan dan keberhasilan masyarakat petani,” ungkapnya.
Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Klaten, Widiyanti mengatakan penyemprotan drone pertanian merupakan kemitraan Better Life Farming dengan Kementrian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia (RI) yang dilaksanakan di Desa Tumpukan. Tujuan dari kegiatan, kata dia, adalah bagaimana pertanian ini bisa memberikan kehidupan yang lebih baik.
“Tentunya, bagaimana pertanian ini bisa memberikan suatu kesejahteraan kepada seluruh masyarakat petani. Efisiensi menggunakan drone dari aspek waktu jauh lebih singkat dan biaya jauh lebih ringan,” kata dia, Sabtu (23/10/2021).
Dia mencontohkan, kalau penyemprotan yang biasa dilakukan oleh petani untuk satu patok membutuhkan waktu setengah hari dan dikerjakan antara 3-4 orang, maka dengan menggunakan drone ini bisa menyelesaikan 1 hektar hanya butuh waktu 15-20 menit saja.
“Hal ini diharapkan mampu memotivasi anak muda makin tertarik untuk bertani. Apabila diperlukan nanti, Dispertan Klaten akan mengalokasikan anggaran untuk pengadaan drone, sehingga apabila terjadi hama OPT segera bisa diatasi dengan cepat dan tepat supaya serangan hama tidak meluas,” tandasnya. Madi