Headline

Gak Kaleng-Kaleng, Perdes Pasung Wajibkan Pengantin Baru Tanam 2 Pohon Buah-buahan

×

Gak Kaleng-Kaleng, Perdes Pasung Wajibkan Pengantin Baru Tanam 2 Pohon Buah-buahan

Sebarkan artikel ini

 

Klaten, faktapers.id – Ada Peraturan Desa (Perdes) menarik yang dibuat oleh Pemerintah Desa Pasung Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Sesuai aturan warga setempat yang menikah alias pengantin baru wajib menanam minimal 2 pohon buah-buahan.

Aturan ini bukan isapan jempol semata. Dalam rangka mendukung program Desa Agrowisata, Pemdes Pasung pun mencantumkan anjuran hasil dari Musyawarah Desa (Musdes) Tahun 2019. Hal tersebut ditegaskan Kepala Desa Pasung, Sumarsono, Jumat (12/11/2021).

Ia menambahkan, dalam satu bulan rata-rata di Pasung ada minimal 1 pengantin baru. Pohon yang ditanam diantaranya Belimbing, Sawo, Mangga, Nangka, Cempedak, Kelengkeng, Jambu Kristal, dan tanaman buah-buahan itu sudah ditanam mulai empat tahun silam.

“Saya berinisiatif untuk memulai terobosan baru itu dengan mewajibkan minimal 2 tanaman buah-buahan bagi setiap pengantin baru. Selain untuk kenang-kenangan juga bertujuan mengangkat desa Pasung dari pembangunan fisik, ekonomi dan budaya,” ujar Pria yang akrab dipanggil Ambon ini.

Sumarsono berhitung, jika masing-masing calon pengantin menanam minimal 2 tanaman buah-buahan di lahan kebun Agrowisata, maka 10 tahun ke depan akan bisa dinikmati hasilnya, yakni Desa Pasung akan dipenuhi tanaman buah-buahan yang bisa dinikmati warganya, karena hasil buahnya tidak akan dijual.

Dia pun mengungkapkan Pemdes dengan konsep pengembalian ekosistem alam ini bertujuan membangun resiliensi masyarakat dan alam melalui praktek-praktek penghidupan dan konservasi yang berkelanjutan.

“Harapan besar saya, bahwa setiap pengantin baru yang menanam pohon tersebut bisa ikut andil dalam pelestarian alam desa dan bertanggung-jawab terhadap kelangsungan alam, sehingga apa yang ditanam sekarang akan dipetik oleh anak cucunya nanti,” ujarnya.

Dalam Mindset atau mimpi besar Sang Kades, adalah mengembangkan Agrowisata dengan tetap memperhitungkan aspek manfaat langsung ke masyarakat dan aspek keberlanjutan lingkungan sosial serta budaya, sambil mengikis anggapan bahwa pariwisata itu harus elit dan premium. Madi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *