Yogyakarta, faktapers.id – Puncak peringatan Hari Ibu (PHI) Ke-93 dilangsungkan di Gedung Monumen Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia, Mandala Bhakti Wanitatama, Provinsi DI Yogyakarta. Kota Yogyakarta dipilih sebagai tempat perhelatan puncak PHI Ke-93 untuk mengingatkan kembali perhelatan Kongres Perempuan Pertama yang berlangsung tepat 93 tahun lalu di Yogyakarta. Ibu Negara, Iriana Joko Widodo dalam sambutannya menyatakan bahwa kaum perempuan di Indonesia adalah perempuan tangguh penentu masa depan bangsa.
“Momentum istimewa ini harus membangkitkan semangat kaum perempuan untuk lebih berani berbicara dan menunjukkan potensinya, semakin berdaya membangun kesetaraan dan kehidupan yang sejahtera serta inovatif berkontribusi bagi kemajuan bangsa. Perempuan Indonesia harus aktif terlibat menekan angka kekerasan pada perempuan dan anak, menurunkan angka kasus stunting dan memperkuat ekonomi keluarga dengan semangat kewirausahaan,” tutur Ibu Negara.
Sementara itu Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga di depan para tamu dan undangan mengajak untuk mengingat kembali sejarah perjuangan perempuan pada Kongres Perempuan Indonesia Pertama yang berlangsung pada 22 Desember 1928.
“PHI ke-93 dilaksanakan di Yogyakarta bukannya tanpa alasan. Saya ingin membawa kita semua untuk mengingat kembali sejarah perjuangan perempuan pada Kongres Perempuan Indonesia Pertama yang pada saat itu dilaksanakan di Ndalem Joyodipuran. Peristiwa sejarah yang sangat penting ini ditetapkan sebagai Hari Nasional pada tahun 1959 oleh Presiden Soekarno, yaitu Hari Ibu. Itu sebabnya Hari Ibu di Indonesia berbeda dengan Mother’s Day yang dirayakan negara-negara lain karena Hari Ibu adalah tonggak perjuangan pergerakan perempuan Indonesia,” ujar Menteri Bintang.
Menteri Bintang menambahkan Kongres Perempuan memiliki tujuan sangat mulia, yaitu untuk membuka jalan seluas-luasnya bagi perempuan Indonesia agar dapat berperan sebagai Ibu Bangsa, yaitu perempuan yang turut melahirkan, merawat dan mendidik bangsa; melalui generasi muda berkualitas yang dilahirkannya maupun peran-peran aktifnya dalam pergerakan nasional dan pembangunan.
“Perjuangan perempuan sebagai Ibu Bangsa masih sangat relevan hingga saat ini. Jika dulu perempuan turut berjuang untuk membangun bangsa yang baru, perempuan di masa kini kembali berjuang untuk bangkit dan bahkan keluar dari krisis yang disebabkan oleh pandemi. Meskipun pandemi telah memberikan dampak negatif yang luar biasa besar bagi perempuan, namun perempuan tetap tegak berdiri, menjadi inovator pembangunan serta agent of change dalam upaya percepatan pelaksanaan lima agenda prioritas pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak dari Bapak Presiden. Maka jika kita menginginkan Indonesia untuk maju, perempuan tidak boleh lagi ditinggalkan,” tutur Menteri Bintang.
PHI Ke-93 mengambil tema “Perempuan Berdaya, Indonesia Maju” dengan tagline “Perempuan Tangguh Indonesia”.
Menteri Bintang berharap semangat perjuangan perempuan penggerak menjadi warisan yang ditinggalkan untuk terus dilanjutkan, hingga saat ini sampai masa yang akan datang.
“Untuk seluruh perempuan Indonesia di mana pun berada, tanamkanlah dalam diri dan pikiran, bahwa kita adalah sosok yang kuat, tangguh, dan berdaya. Sosok yang berani bermimpi dan mampu mewujudkannya. Abaikan mereka yang berkata sebaliknya, karena sejarah telah membuktikan begitu banyaknya kiprah dan sumbangsih yang telah dilakukan oleh perempuan baik di masa lalu dan masa kini. Mari kita terus gaungkan narasi kekuatan perempuan. Dimana saat perempuan berkarya, maka manfaatnya juga akan dirasakan oleh semua; dan partisipasi perempuan di ruang publik bukan berarti perempuan melupakan keluarga namun malah memperkuatnya. Selamat Hari Ibu ke-93 tahun 2021 untuk seluruh perempuan Indonesia. Perempuan Berdaya, Anak Terlindungi, Indonesia Maju,” tutup Menteri Bintang. Her