Ciputat, Faktapers.id – Sebagai wujud kepedulian terhadap Dunia Pendidikan dan Masyarakat Kurang Mampu, Yayasan Aldiana Nusantara (YAN) dan Yayasan Graha Ganesha (YGG) melalui STIE Ganesha dengan KCD (Kantor Cabang Daerah) Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten melalui Guru BK (Bimbingan dan Konseling) tingkat SMA dan SMK Se- Kota Tangerang Selatan, melakukan pemberian Beasiswa kepada siswa-siswi tamatan SLTA/SMK tahun 2020 yang tidak mampu, yakni Yatim. Piatu Duafa dan Hafiz (penghapal Alquran).
Juga meyelenggarakan Seminar Pendidikan Guru Bimbingan dan Konseling bertema “Meningkatkan Peran Guru Bimbingan dan Konseling Dalam Pemberian Layanan di Era Revolusi Industri 4.0 Menuju Era Society 5.0” oleh Narasumber Pengawas Bimbingan dan Konseling Kota Tangerang Selatan Christini Pudji Bintari, M.Pd, Kons dan Ketua Jurusan Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dan Ketua ABKIN (Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia) Jakarta Dr. Aip Badrujaman, M.Pd
Dan sebagai Keynote speaker Kepala Cabang Dinas (KCD) Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan Heriyanto, S.Pd., M.Si dan Pengawas SMK Kota Tangerang Selatan Supriyadi, M.Pd.
Narasumber Christini Pudji Bintari, M.Pd, Kons, juga Pengawas Bimbingan dan Konseling Kota Tangerang Selatan mengatakan STIE Ganesha sudah memfasilitasi guru BK (Bimbingan dan Konseling) untuk berkumpul dan bertemu dalam kegiatan akademik, dimana membicarakan tentang peran dan tugas guru BK dalam melatih peserta didik dalam menghadapi era 4.0 dan 5.0.
“Saya berharap dari hasil seminar ini guru-guru BK bisa terbuka untuk melihat, apakah dan bagaimanakah layanan yang harus dilakukan. Kemudain menilai apakah layanan dalam hal-hal yang mereka kerjakan sudah efektif apa belum. Sehingga pada akhir pelayanan dan pelaporan guru BK bisa mendiskusikan tugas perkembangan apa yang sudah sicapai peserta didik,” ungkap Christini.
Menurutnya ini akan sangat membantu peserta didik dalam memahami dirinya dan tuhannya. Sehingga siswa dapat melakukan adaptasi atau menyesuaikan dirinya dengan senang dan dapat mengaktualisasikan dirinya dengan baik.
“Pesan saya guru BK harus belajar untuk memaksimal kompentensinya dalam melakukan konseling dengan menggunakan metode-metode konseling yang sudah berstandarisasi. Kenapa ? Karena dengan tidak melakukan metode itu atau melakukan sebuah metode yang tidak disarankan, akan merugikan peserta didik,” paparnya.
Christini mencontoh jika bapak ibu ingin merubah prilaku, maka bapak ibu harus melakukan dengan metode konseling behavor dan sebagainya.
“Langkah -langkah tersebut sudah ibu bapak pelajari. Dan itu harus dipertajam dengan sebuah latihan konseling,’ tandas Pengawas Bimbingan dan Konseling Kota Tangerang Selatan.

Sedangkan narasumber Dr. Aip Badrujaman, M.Pd, yang juga Ketua Jurusan Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dan Ketua ABKIN (Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia) Jakarta menyebutkan kita belajar layanan dan bimbingan konseling di dalam era revolusi 4.0.
“Layanan BK tentu tidak boleh statis, karena ada banyak faktor yang mempengaruhi. Salah satunya adalah perubahan zaman. Di era sekarang ini kita tahu ada computer ada berbagai teknologi komunikasi dan informasi yang cukup mempengaruhi pola-pola perkambang siswa , yang kemudian harus di akomodasi melalui perkembangan layanan BK yang memanfaatkan teknologi,” jelasnya.
‘Lewat kegiatan ini mudah-mudahan guru BK memiliki wawasan untuk kemudian mengembangkan layanan-layanan memanfaatkan teknologi tersebut,” tambah Aip.
Ia menekankan acara ini sangat penting berkelanjutan, karena jika dilihat konteks kerja guru BK itu banyak sekali. Terutama berkaitan dengan mengolah data.
“Itu pekerjaan yang berat. Oleh karena itu menggunakan teknologi adalah solusi untuk bisa menyelesaikan tugas-tugas tersebut,” katanya.
Ditanyakan apakah masyarakat sudah siap menerima era teknologi 4.0 dan 5.0. Diutarakannya kalau kita bicara kontek Indonesia luas sekali. Akan bervariasi teknologi yang bisa dimanfaatkan.
“Saya kira untuk Jakabodetabek sudah siap menggunakan perangkat perangkat ini,” pungkas Aip.
Ketua ABKIN ini kedepan berharap guru-guru BK tidak lagi disibukkan dengan hal-hal yang bersifat administratif.
“Karena itu bisa dengan teknologi, sehingga bisa lebih fokus untuk memberikan layanan-layanan bimbingan dan konseling bagi noptimalisasi perkembangn siswa,” ungkap Aip.
Salah seorang peserta seminar mengatakan dari seminar ini ia mengaku banyak sekali didapat. Mulai apa itu bagaimana menjad guru BK yang baik. Dan bisa menjadi motivator bagi siswa-siswinya.
“Semoga guru BK Indonesia semakin dan semakin baik mempunyai kemampuan sesuai dengan profesinya,” harapnya.
Misi STIE Ganesha menuju ‘Go Internasional’
Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Ganesha Dr. Achmad Mulyana, S.E, MM menyoroti soal Program, Visi dan Misi STIE Ganesha menuju ‘Go Internasional’.
Dikatakannya kerjasama ini khususnya dari STIE Ganeshas punya tujuan ingin memperkenalkan STIE Ganesah di kalangan masyarakat Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan. Mengajak masyarakat untuk bersama-sama bergabung dengan STIE Ganesha serta Megister Manajemen.
“STIE Ganesah berdiri sejak 1993 memiliki 3 program studi, yaitu Akutansi S1, Manajemen S1 dan serta Magister Manajmen S2. Semua program studi yang ada di Ganesha semuanya sudah terakreditasi dengan peringkat baik dan baik sekali,” ungkap Mulyana.
Dan saat ini kami sedang mempersiapkan reakreditasi program akutansi. Program studi STIE Ganesha punya visi, yaitu mengarah kepada ‘Go Internasional’.
“Disini mimpi kami berupaya mewujudkan dengan cara kami. Pertama melakukan kegiatan Seminar Qoliqium dimana Qoliqium adalah mengajak kepada para mahasiswa yang telah melakukan atau telah menyelesaikan risetnya sampai dengan seminar hasil, lalu kami ujikan. Dan setalah diujikan mereka akan kami bawa atau kami perkenalkan kepada kampus-kampus lain yang ada di luar negari. Untuk yang pertama kami sudah membawa mereka presentasi karya ilmiahnya, yaitu di 2 kampus yang ada I Malaysia adalah universitas Kebangsaan. Dan yang kedua adalah kampus Manajemen dan Saint University di Selangor, Malaysia,” paparnya.
Lebih lanjut Ketua STIE Ganesha menyampaikan meraka disana diuji juga oleh kampus disana, Alhamdulilah mereka memperoleh nilai ujian yang cukup memuaskan.
“Kami melanjutkan Qoliqium masih di Malaysia, tapi kampus berbeda. Pertama universitas Malaya Malaysia dan Universitas Utara Malaysia yang lokasinya berbatasan dengan Thailand. Setelah diuji mereka dapat nilai pujian juga,” sebutnya.
Untuk selanjutnya tradisi Qoliqium ini akan dibawa terus untuk dijadikan tradisi untuk setiap 5 tahunnya. “Membawa mahasiwa kita ke negara luar. Tujuannya untuk mensejajarkan kualitas STIE Ganesha dengan kampus lain yang ada di dalam negeri dan luar negeri. Dan dua hari lalu kita telah mengikuti internasional konfrensi yang dilaksanakan Patung Tani Unversitas Bangkok. Alhamdulillah tanpa revisi. Untuk selanjutnya bulan April akan berangkat mahasiswa yang telah menyelesaikan tesisnya ke seminar hasil, kmi akan membawa ke universitas yang ada di Bangkok,” urainya.
Hal lainnya Mulyana menyampaikan bahwa STIE Ganesah punya keinginan merubah bentuk dari STIE menjadi Institut, yang nanti ada penambahan program studi yang dibutuhkan masyarakat, yaitu menjadi Iptek Ganesha (Istitut Pendikan Teknik dan Ekonomi Ganesha). “Mohon do restunya, semoga keinginan kami terwujud untuk memenuhi keinginan masyarakat,” pinta Mulyana.
“Dan STIE Ganesha mempunyai gedung sendiri, sehingga kami melaksanakan proses belajar mengajar dengan tuntas. Sehingga masiswa mendapat kemudahan dan kepastian, tentunya mereka bisa belajar dengan stabil,” ujar Ketua STIE Ganesha, Achmad Mulyana. Igo