Warga Minta Camat Cilandak Segera Membongkar Bangunan Dekat Kali PHB

×

Warga Minta Camat Cilandak Segera Membongkar Bangunan Dekat Kali PHB

Sebarkan artikel ini

Jakarta, faktapers.id – Khawatir bakal menjadi penyebab banjir dan genangan air dimusim penghujan, berduyun-duyun warga meminta Camat Cilandak, Mundari segera membongkar bangunan yang menjorok atau berdiri di bibir kali Penghubung (PHB) Pertanian di Jalan Pertanian Raya, RT 02/RW 04, Kelurahan Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan.

Pengamatan dilapangan, di lokasi tersebut tampak bangunan dua lantai yang sebagian lebar bangunannya menjorok atau berdiri di bibir kali. Turap bangunan yang terbuat dari batu kali itu berdiri tegak lurus keatas tanpa menyisakan badan kali alias habis terbangun.

Menurut warga, akibat bangunan itu, luas bantaran kali menjadi menyempit. Awalnya diperkiran lebar 3 meter menjadi hanya 1 meter. Panjang mulai dari jembatan warna hijau Jalan Pertanian Raya hingga ratusan meter menyisir sepanjang bangunan tersebut. Dengan mengecil atau susutnya luas kali dapat menghambat aliran khususnya di musim penghujan yang dapat mengakibatkan luapan air sehingga menggenangi jalan dan membajiri pemukiman sekitar.

“Kami warga disini minta camat dan aparat terkait membongkar bangunan itu,” tuntut Ali, Rabu (3/2/2021).

Warga yang tinggal di sekitar kali penghubung bertanya tanya dan menduga, camat dan aparat terkait seperti membiarkan atau tidak peduli atas bangunan yang jelas jelas melanggar aturan dan ketentuan yang tertuang dalam peraturan daerah (Perda) tentang kegiatan membangun di Jakarta. Apalagi, tambahnya, bangunan tersebut telah terjadi penyerobotan tanah milik Pemda Provinsi Jakarta.

Sesal Ali, tidak terlihat adanya sanksi atau tidakan atas setumpuk pelanggaran yang terjadi disana oleh Camat atau aparat terkait.

“Saya heran kok camat, lurah atau instansi terkait diam saja. Apa menunggu musibah banjir dan timbul korban, baru bertindak,” ujarnya kesal.

Tak hanya Ali, warga lain juga mengungkapkan, pemilik bangunan nomor rumah 75 A sengaja memperluas bangun rumah tinggal dengan memanfaatkan lahan atau lebar bibir kali sekitar tiga meter. Akibatnya, lebar kali yang semula sekitar empat meter tersisa menjadi kecil hanya tinggal satu meter saja.

Ditempat yang sama, Yanto mengatakan, sebelum berdiri bangunan di bibir kali saja jika terjadi hujan seperti saat musim penghujan ini, sering mengalami banjir. Bahkan, banyaknya air yang meluap membawa berbagai sampah dan mengakibatkan tembok pembatas roboh. “Terpaksa kita bangun tanggul dari karung pasir,” pungkasnya. Her

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *