DaerahBali

Pengiriman Sapi Bali Keluar Daerah Distop Akibat Merebak PMK, Vaksin Segera Didatangkan

×

Pengiriman Sapi Bali Keluar Daerah Distop Akibat Merebak PMK, Vaksin Segera Didatangkan

Sebarkan artikel ini

Singaraja.Faktapers.id -Sesuai SE yang beredar dari Kementrian Pertanian Republik Indonesia Bernomer 145/PK.300/M/7/2022 yang keluar tertanggal 1 Juli 2022 yang ditembuskan kepada Gubernur Bali dan Walikota seprovinsi Bali. Lockdownd dipersiapkan untuk penyemprotan Disinfektan terhadap kandang para petani guna mencegah merebaknya penularan PMK.

Informasi yang didapat Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali I Wayan Sunada sudah bertolak dari Jakarta untuk mendatangkan Vaksin PMK.

Seperti diketahui merebaknya PMK terhadap Sapi Bali sebanyak 63 kasus penyakit PMK yang menyerang ternak sapi ditemukan di tiga kabupaten di Bali. yakni ada sebanyak 38 kasus di Kabupaten Gianyar, 21 kasus di Buleleng, dan 4 di Karangasem.

Sunada mengatakan, penutupan pengiriman sapi ke luar dilakukan agar Bali fokus menangani keberadaan penyakit PMK dan surat penutupan pengiriman sapi ke luar pulau telah datang dari Kementerian Pertanian (Kementan). Pihaknya juga akan menerbitkan surat edaran (SE) perihal tersebut.

“Kita mulai hari ini sudah lockdown, sudah lockdown, sudah ada surat dari kementerian tentang lockdown. Lockdown-nya per hari ini. Per hari ini kami lakukan lockdown, nanti kami buat SE-nya, biar teman-teman tahu,” ujarnya.

Di Buleleng sendiri seperti dialami petani bernama Murtada warga Desa Pengulon Kecamatan Gerokgak/Bali saat ditemui Kamis (29/6) di kebun milikinya yang berlokasi di belakang Gudang Semen Celukan Bawang, Murtada menuturkan sapi yang dipelihara sejumlah 5 ekor enggan makan, bahkan mengeluarkan busa berbau busuk dan hidung merah serta lidah bengkak.

”Sapi kami asingkan sementara yang sakit ini, sedangkan petani lainya juga mengalami hal sama. Bahkan di jual dengan harga murah yang belum mengalami sakit, “terang Murtada.

Ketakutan akan menyebar penyakit sapi miliknya, Murtada lebih memilih mengasingkan sapi ketempat lain agar petani yang lain sapinya tidak ikut ketularan penyakit tersebut bahkan sempat dirinya mencari dr Hewan bernama Putu Mertana untuk memeriksa gejala dialami.

“Sempat sudah di cek oleh dr hewan dari desa Celukan Bawang, hasil Lab belum disampaikan rencana akan dibawa ke provinsi dijadikan laporan. Apa ini yang disebut PMK pak dr belum bisa memastikan. Sudah hampir 30 an sapi tetangga kami mengalami hal yang sama ”tutur Murtada. ds

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *