DaerahJawa

HUT ke-77 RI, Bagong Margono Serukan Membangun Desa Mandiri

×

HUT ke-77 RI, Bagong Margono Serukan Membangun Desa Mandiri

Sebarkan artikel ini

Klaten, faktapers.id – Kemiskinan dan keterbelakangan ekonomi masih menjadi tantangan di desa-desa dan daerah tertinggal yang harus segera dituntaskan. Indonesia di usia kemerdekaan yang ke-77 ini, pemberdayaan masyarakat desa masih harus menjadi perhatian utama.

Hal itu disampaikan oleh tokoh masyarakat Polanharjo, Margono usai melakukan upacara bendera 17 Agustus di obyek wisata air Rivermoon, Polanharjo, Kabupaten Klaten. Ia menyerukan agar semangat perjuangan kemerdekaan tahun 1945 dijadikan momentum untuk membangun desa yang notabene merupakan pondasi pembangunan nasional.

“Kalau desa sudah dibangun, baik sarana dan prasarananya akhirnya nanti tidak ada desa dan tidak ada kota dan ini target negara yang adil dan makmur. Jadi pembangunan tidak hanya dipusatkan di metropolitan saja, dengan begitu apabila desa sudah makmur nantinya keadilan dan persatuan akan bertemu disitu,” ujar dia.

Pria yang akrab dipanggil Bagong dan merupakan pencetus wisata Water Gong ini menyatakan, momentum kemerdekaan yang ke-77 senafas dengan semangat besar membangun desa, terutama setelah diterapkannya UU nomor 6 tahun 2014 tentang Desa. Regulasi ini memberi pengakuan terhadap hak-hak desa serta menyerahkan kewenangan penuh kepada desa untuk menjalankan urusan-urusan di level desa.

“Jadi membantu pemerintah tidak berjubel di kota. Dengan berkarya di desa merupakan langkah positif Indonesia maju karena selama ini pembangunan masih belum merata. Kalau pembangunan didesa sudah merata dan tidak kalah dengan kota, kenapa masyarakat harus geser ke kota. Ini pola pikir yang harus bentuk dilingkungan masyakat kita,” kata dia.

Semangat kemerdekaan ke-77 juga menjadi momen penghayatan terhadap pengorbanan para pahlawan yang berjuang melawan penjajah di desa-desa. Dengan segala keterbatasan yang ada, para pahlawan mampu mengusir penjajah yang memiliki kekuatan lengkap serta persenjataan yang canggih di kala itu.

“Relevansi dengan peringatan ini adalah untuk memberi pengertian kepada anak bangsa khususnya kaum muda supaya tahu persis apa arti kemerdekaan yang bukan semata-mata untuk merdeka dan bersenang-senang,” ujar Margono, Rabu (17/8/2022).

Masyarakat desa, lanjut dia, sejatinya adalah pahlawan jika mereka mampu membangun kemandirian desa. Baik di bidang ekonomi, energi, sosial budaya dan sebagainya. Sebab dengan kemandirian itu, desa telah mengangkat martabat bangsa yang telah terbebani oleh beratnya belanja ekonomi, hutang luar negeri, termasuk penggerusan kekayaan sosial budaya masyarakat.

“Kemandirian desa ini sangat penting. Misalnya desa mandiri wisata yang ada di Polanharjo ini. Dengan begitu desa menjadi penopang kemajuan bangsa. Demikian juga di sektor pangan, bila desa mandiri dibidang pangan,” ungkapnya.

Maka dari itu, lanjut dia, negara tak perlu lagi mengadakan impor bahan pokok yang secara ekonomi membebani neraca perdagangan Indonesia. Hal-hal kongkrit yang harus diperjuangkan oleh masyarakat desa yang senafas dengan perjuangan kemerdekaan selama 77 tahun yang lalu. Madi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *