Klaten, Faktapers.id – Pemerintah Kabupaten Klaten terus berupaya melakukan berbagai langkah untuk menyumbang penurunan kasus stunting. Beberapa wilayah semangat gotong-royong untuk mengatasi kasus tersebut juga semakin menguat. Misalnya kasus stunting disejumlah desa di Kecamatan Trucuk dinilai masih cukup tinggi.
Berdasarkan data yang dihimpun dilapangan, di Desa Kalikebo data sementara sampai awal bulan Desember masih ada 22 kasus, dan Desa Gaden 11 kasus, sementara Desa Puluhan ada 11 kasus, kemudian Desa Bero terpantau ada 16 kasus.
Kepala Desa Kalikebo, Purwanto mengatakan jika belum lama ini desanya juga menjadi sasaran program Gong Ceting. Berdasarkan data sementara terdapat 22 kasus stunting dan itu masih bisa lebih karena sedang dalam penelusuran oleh Bidan Desa.
“Untuk menurunkan angka stunting tahun 2023 kita adakan program lokus stunting, pemdes juga telah menganggarkan dari Dana Desa kisaran Rp70 an juta untuk Posyandu dan penanganan stunting,” katanya, Senin (5/12/2022).
Terpisah, Kepala Desa Bero, Kecamatan Trucuk, Suranto mengungkapkan kasus stunting di desa tersebut mencapai 16 kasus lebih, hal ini banyak disebabkan karena faktor kelahiran yang tidak diinginkan oleh orang tuanya. Pemdes terus berupaya menganggarkan untuk menurunkan kasus stunting tersebut.
“Tahun 2023 kita anggarkan sebesar Rp117 juta, banyak kegiatan yang dilakukan untuk penanganan kasus stunting, seperti sekolah Bumil, pemberian PMT, edukasi kepada calon pengantin kerjasama dengan KUA Trucuk dan beberapa program lainnya,” ungkapnya.
Untuk diketahui, target nasional sampai Tahun 2024 menurunkan Prevalensi sebesar 14 persen, prevalensi stunting di Provinsi Jateng yaitu 20,9 persen sedangkan di Klaten sebanyak 15,8 persen.
Kemudian menurut data hasil penimbangan serentak bulan Agustus 2022 Prefaransi stunting di kabupaten klaten sebanyak 10,7 persen, mengalami penurunan sebesar 5,1 persen dalam satu tahun. (Madi)