Faktapers.id – Tim Nasional (Timnas) Indonesia boleh kalah 2-0 terhadap Argentina di FIFA Matchday kemarin, Senin (19/6/2023). Namun, soal besaran utang Indonesia boleh bernafas lega.
Pasalnya, tingkatan utang Indonesia jauh lebih aman dari Argentina. Dikutip dari CEIC, negara Tango ini mencatatkan total utang US$ 396,6 miliar per Desember 2022 atau sekitar Rp 594.900 triliun. Padahal, PDB nominalnya sebesar US$ 156,4 miliar.
Sementara itu, posisi utang pemerintah Indonesia sampai dengan akhir Desember 2022 mencapai Rp 7.733,99 triliun. Per Maret 2023, utang Indonesia mencapai Rp 7.879 triliun atau 39,1% terhadap PDB.
Menilik Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Keuangan Negara, batas maksimal rasio utang yakni sebesar 60% terhadap PDB. Pemerintah pun mengklaim, telah melakukan pengelolaan utang secara baik dan terkendali.
Menurut Tim Riset CNBC Indonesia, salah urus perekonomian Argentina memang seperti laten, terus berulang. Infasi menjadi momok sejak tahun 1980. Pada 2020, pandemi COVID-19 dan kemudian perang Rusia-Ukraina yang meledak pada awal tahun ini membuat inflasi di Argentina tak terkendali, dan oleh bank sentralnya diperdiksi tembus 100% akhir tahun ini.
Saat ini, empat dari 10 orang di warga Argentina hidup di bawah garis kemiskinan. Perekonomian negeri itu, begitu bergantung pada dolar AS, sehingga muncul istilah dolarisasi ekonomi.
Alhasil, ini membuat ekonomi barter, menukarkan susu dengan popok atau barang lain adalah hal yang lumrah sehari-hari. Setiap hari, orang-orang dilaporkan menerka-nerka berapa harga yang wajar untuk sekantong beras. Mereka menggunakan media sosial untuk melakukan transaksi.
Saat ini, Argentina berencana mengizinkan impor makanan dengan tarif nol untuk mencoba menurunkan inflasi. Pemerintah juga akan menurunkan suku bunga pada skema yang dikelola negara agar Argentina dapat membeli produk buatan lokal secara kredit, sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan industri nasional. (*)