Headline

Bupati: Adat Budaya Lokal Hudoq Pekayang Jati Diri Masyarakat Dayak

×

Bupati: Adat Budaya Lokal Hudoq Pekayang Jati Diri Masyarakat Dayak

Sebarkan artikel ini

Mahakam Ulu, faktapers.id – Bupati Mahakam Ulu (Mahulu), Kaltim, Bonifasius Belawan Geh SH, membuka secara resmi acara adat Hudoq Pekayang di Kampung Lirung Ubing, Kecamatan Long Pahangai, Kamis (17/10/2019).

Dalam kesempatan itu Bupati Bonifasius didampingi Wakil Bupati Y Juan Jenau, Ketua DPRD Mahulu Novita Bulan, Sekretaris Daerah Yohanes Avun, Ketua TP PKK Kabupaten Mahulu Yovita Bulan dan Wakil Ketua TP PKK Kabupaten Martina Luaq bersama sejumlah anggota DPRD Mahulu, disambut meriah dengan upacara adat di Kampung Lirung Ubing.

Ditandai dengan pemukulan Tuvung (gendang adat panjang) oleh Bupati Bonifasius Belawan Geh bersama Wabup Juan Jenau, secara resmi acara Hudoq Pekayang Mahulu tahun 2019 dibuka.

“Acara adat Hudoq Pekayang merupakan tradisi leluhur turun-temurun suku Daya etnis Bahau Busang dan Kayan yang notabene hidup dipesisir Sungai Mahakam. Dilaksanakan saat musim menanam padi,” urai Bupati dalam sambutannya.

Bupati Bonifasius menuturkan, pelaksanaan ritual Hudoq Pekayang merupakan budaya suku Dayak menandakan rasa kerjasama, kebersamaan dalam bergotong royong. Dia menyebut, dari zaman leluhur hingga saat ini budaya adat tersebut masih terus dilaksanakan.

“Setiap tahun saat musim menugal (menanam padi) di ladang, masyarakat Suku Dayak di Mahulu masih terus melaksanakan ritual adat Hudoq Pekayang. Makna Hudoq Pekayang adalah ucapan terima kasih dan permohonan kepada Yang Maha Pencipta agar diberi keberkahan,” ucapnya.

“Juga sebagai bukti rasa cinta masyarakat kepada budaya asli daerah yang terus dilestarikan sepanjang zaman,” tukasnya.

Bupati Bonifasius berpesan agar generasi muda terus mencintai seni budaya tradisional, agar tidak punah. Untuk itu menurutnya, sangat tepat jika Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga telah mengagendakan acara adat Hudoq Pekayang rutin setiap tahun.

“Seni budaya lokal harus kita lestarikan kepada generasi sejak dini. Sehingga kedepannya dapat digunakan sebagai ajang komunikasi budaya sosial antar masyarakat. Saya berharap Dinas Pariwisata dapat mempromosikannya agar dikenal dunia,” bebernya.

Bupati Bonifasius Belawan Geh juga berpesan kepada masyarakat 5 kecamatan se-Mahulu, agar terus melestarikan seluruh budaya adat lokal yang dinilai positif. Hal itu menurutnya, akan mampu menguatkan jati diri masyarakat Dayak, serta memperkuat landasan seni budaya Dayak masa depan.

“Kabupaten Mahulu memiliki beragam seni dan budaya daerah lokal. Untuk menjaga kepunahannya dari zaman, terutama tergerus oleh budaya moderen, maka masyarakat Suku Dayak sendiri harus memiliki inisiatif melestarikannya,” ucapnya.

Untuk diketahui, Hudoq Pekayang setiap tahun dilaksanakan pada bulan Oktober di Kecamatan Long Pahangai. Dengan tuan rumah bergilir 13 kampung yang tercakup dalam wilayah admministratif kecamatan itu.

Pelaksanaan Hudoq Pekayang tahun 2019 di Kecamatan Long Pahangai, sebagai tuan rumah yaitu Kampung Lirung Ubing. Kontingen 12 kampung yang tercakup turut hadir dalam acara yang berlangsung sejak 17-18 Oktober 2019.

Sejumlah anggota DPRD Mahulu yang hadir diantaranya, Ketua DPRD Mahulu Novita Bulan serta anggota DPRD lainnya yaitu, Weni, Uling, Serlili, A Kelawing Bayau, Bo Imang, Dalmasius, Fedelis Tekwan Kuai, Jaang, Geh Luhat serta kepala OPD dan Forkopimda, sejumlah pejabat teras dan kepala OPD, unsur muspika, para kepala adat dan petinggi 13 kampung, para tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh pemuda, serta ribuan masyarakat 13 kampung.

Setelah pemukulan Tuvung oleh Bupati dan Wabup, rombongan pejabat daerah beriringan bersama penari hudoq menuju lapangan yang berlokasi disamping Lamin Adat Kampung Lirung Ubing untuk menari Ngarang Aru bersama kontingen Hudoq Pekayang 13 kampung.

Sebelumnya, Bupati Bonifasius Belawan Geh bersama rombongan anggota DPRD beranjak dari Ibukota Mahulu, Ujoh Bilang pada pukul 9.00 Wita, menggunakan transportasi speedboat menyusuri Sungai Mahakam ke bagian hulu. Jarak tempuh memakan waktu sekitar 4 jam dengan melewati puluhan jeram (riam) Sungai Mahakam. iyd

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *