Gelar Musyawarah Kelurahan, Pemkot Jakarta Utara Susun Pedoman Penanggulangan Banjir.

×

Gelar Musyawarah Kelurahan, Pemkot Jakarta Utara Susun Pedoman Penanggulangan Banjir.

Sebarkan artikel ini

Jakarta, Faktapers.id – Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Utara tengah menyusun pedoman dalam penanggulangan banjir. Materi pedoman digali melalui musyawarah kelurahan yang digelar secara daring melalui aplikasi zoom meeting.

Wakil Wali Kota Administrasi Jakarta Utara Ali Maulana Hakim mengatakan, pedoman penanggulangan banjir tengah disusun melalui musyawarah kelurahan secara daring. Dalam musyawarah ini, warga diminta memberikan saran, masukan hingga solusi dalam penanggulangan banjir di setiap wilayah.

“Hari ini kami menindaklanjuti arahan Gubernur DKI Jakarta (Anies Baswedan) dan Wali Kota Administrasi Jakarta Utara (Sigit Wijatmoko) untuk menggelar musyawarah kelurahan serentak. Kegiatan ini menyerap saran, masukan hingga solusi penanggulangan banjir,” kata Ali saat ditemui di Ruang Pola Kantor Kelurahan Pejagalan, Penjaringan, Kamis (8/10/2020).

Dia menjelaskan, penanggulangan banjir selama ini hanya berdasarkan pengalaman dan belum tertuang dalam buku pedoman secara detail dan merinci.

Tak hanya bermanfaat dalam penanggulangan banjir dalam jangka waktu dekat, penyusunan pedoman tersebut dapat dimanfaatkan dalam jangka menengah dan panjang.

“Oleh karena itu musyawarah kelurahan ini akan menginventarisir semua masalah dan solusi yang selama ini dilakukan. Semua ini akan kita buatkan pedoman, baik pedoman untuk tingkat RT/RW, kelurahan, walikota dan selanjutnya dilaporkan ke tingkat provinsi,” jelasnya.

Diterangkannya, penanggulangan banjir harus menyesuaikan karakteristik wilayah Jakarta Utara yang memiliki permasalahan banjir akibat hujan lokal, air kiriman dari hulu, dan rob (kenaikan muka air laut).

Penyusunan pedoman itu pun terbagi menjadi tiga fase yakni fase pra (antisipasi), saat kejadian dan pasca banjir.

“Kita harus siaga (antisipasi), begitu pun saat kejadian harus tanggap, yang dalam artian secepat mungkin respon time (waktu tanggap) diminimalisir. Galang, berkolaborasi mengajak semua kekuatan potensi yang ada di wilayah bersama-sama aktif-partisipasi dalam penanggulangan bencana banjir.” tutupnya.Tajuli

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *