Headline

Lestarikan Budaya Berbahasa Bali, Kades Tigawasa Gandeng Masyarakat

×

Lestarikan Budaya Berbahasa Bali, Kades Tigawasa Gandeng Masyarakat

Sebarkan artikel ini

Singaraja.Bali.Faktaper.id– Pelaksanaan bulan bahasa Bali kendati dilanda Pandemi covid-19 tak membunuh niat para pemimpin baik tingkat provinsi, kabupaten kota maupun tingkat pemerintah desa.

Tak pelak seperti Pemdes Tigawasa kecamatan Banjar,Buleleng yang dimotori Kades Made Swadarmayasa.

Pelaksanaan bulan Bahasa Desa Tigawasa selama 3 hari dan di buka Kamis(25/2,) berakhir (27/2), dengan tema “Wana Kerthi: Sabdaning Taru  Mahottama” yang bermakna Bulan Bahasa Bali sebagai Altar Pemuliaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali Tertaut Jelajah Pemaknaan Hutan sebagai Prana Kehidupan.

Kegiatan yang dilasanakan meliputi, lomba 1). Nyastra(nulis) bahasa bali tingkat sekolah dasar
2), Ngewacen (berkata) tingkat remaja
3.Mesatwa (cerita) Bali tingkat dewasa/ibu ibu PKK. 4,Utsawa/pestival metembang (bernyanyi) Pupuh Ginada Basur,yang di ikuti oleh Sekaa Santi tingkat desa Tigawasa.

Kepala Desa Tigawasa Made Swadarmayasa yang juga selaku kelian Adat kepada Faktapers.id,Sabtu(27/2) pukul 13.00 wita mengungkapkan, bulan bahasa dengan tema “Wana Kerthi:Sabdaning Taru  Mahottama”

“Kami sangat antusias untuk melaksanakan program dari Gubernur Bali Wayan Koster, yaitu melaksanakan bulan bahasa Bali. Ini setiap tahun dibulan Februari akan terus digaungkan melihat perkembangan jaman yang begitu pesat dengan semakin kecanggihan teknologi. Dan ini tidak menutup kemungkinan bahasa Bali yang kita miliki bisa punah kalau tidak kita yang melestarikan budaya ini. oleh karena itu program ini harus didukung semua komponen masyarakat Bali untuk melestarikan dan ngajegang budaya Bali dimana masyarakat Bali hidup berdampingan dengan agama lain,” jelas Made Swadarmayasa.

Kegiatan bulan bahasa desa Tigawasa,dilaksanakan bekerja selain Pemdes juga didukung oleh desa Adat, menurut Swadarmayasa,

“Desa Tigawasa kerja sama seperti ini tidaklah sulit karna menganut azas dualitas,dimana desa adat dengan desa dinas dipimpin oleh satu orang(perbekel sekaligus sebagai kelian adat)sistem ini sudah kami jalankan secara turun temurun hingga saat ini. Dan bagi kami tidak ada masalah baik dari segi administrasi maupun dalm pelaksanaanya kedinesan.
Harapan saya semoga dengan bulan bahasa ini bahasa Bali akan tetap eksis dan di lestraikan sebagai warisan leluhur nenek moyang kita,” paparnya.

Desa Tigawasa memiliki kawasan hutan yang lebat, selain petani cengkih,kopi,coklat juga pelaku anyaman dadi bambu.

Lanjut Swadarmayasa yang sering dipanggil Regog, ” Disamping itu Bali memiliki potensi yang luar biasa seperti Buleleng, beberapa desa memiliki potensi yang patut dikembangkan untuk meningkatkan ekonomi tingkat desa, seperti desa kami masyarakat selain hidup di pertanian juga pengerajin penganyam.

Nah ini kedepan akan kami tingkatkan dimana butuh bekerjasa dengan BumDes dan pihak ketiga, sehingga kerajinan anyaman dari bambu ini akan terus menjadi daya tarik wisatawan. Sehingga wisatawan mancanegara yang datang ke Buleleng tidak saja menginap di hotel berbintang tetapi dapat melihat kehidupan masyarakat pedesaan di Buleleng,”terang Swadarmayasa. Des

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *