DaerahBali

Hutan Raya Selat Diserbu Pejabat Buleleng, Tanam Pohon Sebagai Pelestarian Hutan

×

Hutan Raya Selat Diserbu Pejabat Buleleng, Tanam Pohon Sebagai Pelestarian Hutan

Sebarkan artikel ini

Singaraja, Faktapers.id – Hutan raya Desa selat, Kecamatan Sukasada,Buleleng, menjadi sasaran para pejabat Buleleng dalam acara penanaman pohon sesuai Perayaan Rahina Tumpek Wariga.

Acara penanaman pohon sesuai Perayaan Rahina Tumpek Wariga menjelang hari raya Galungan dan Kuningan yang akan tiba 25 hari lagi. Kegiatan dihadir langsung Wakil Bupati Buleleng dr. I Nyoman Sutjidra, Sp.OG, DPRD Mangku Budiasa,Dandim Buleleng Letkol Arhanud Tamaji, S.sos, M.I. Pol. Kapolres Buleleng diwakali Kabag SDM Kompol Gede Juli, SH, Camat Sukasada, Danramil 1609-05/Sukasada Kapten Gede Buktiana, Kapolsek, Perangkat Desa dan masyarakat secara bersamaan berkumpul sembari melakukan persembahyangan dan menenam pohon 100 lebih Sabtu (14/5) pukul 09.10 wita,

Wakil Bupati (Wabup) Buleleng I Nyoman Sutjidra meminta kepada masyarakat untuk terus memuliakan tumbuh-tumbuhan atau pepohonan ebagai bentuk pelestarian lingkungan dan juga bentuk hubungan harmonis dengan alam sebagai salah satu bentuk dari Tri Hita Karana.

Wabup Sutjidra mengatakan Upacara Wana Kerthi secara sekala dan niskala dalam rangka hari suci Tumpek Wariga sebagai momentum untuk mengajak dan menyadarkan masyarakat untuk terus melakukan upaya-upaya pelestarian lingkungan. Salah satunya dengan memuliakan tumbuh-tumbuhan atau pepohonan. Termasuk menjaga kelestarian hutan khususnya di Hutan Desa Selat ini. Selain penanaman pohon, ke depan juga akan ada penangkaran burung di wilayah Hutan Desa Selat. “Kawasan ini dijaga betul oleh masyarakat adat. Nanti juga rencana ada penangkaran burung, atau nanti akan ada larangan untuk tidak menangkap burung di sekitar sini untuk upaya pelestarian kedepan,” katanya.

Tumpek Wariga atau juga sering disebut Tumpek Pengatag ini sudah biasa diperingati oleh masyarakat Bali melalui ritual upacara secara sekala dan niskala. Dimana perayaannya dilaksanakan setiap 210 hari sekali atau 25 hari menjelang Hari Raya Galungan. Saat ini peringatannya lebih ditekankan lagi. Setiap umat memohon kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa agar tanaman atau pohon bisa tumbuh subur, berbuah lebat, dan memiliki bunga yang banyak. Hal ini agar nantinya buah maupun bunga ini bisa digunakan saat Hari Raya Galungan. “Melalui upacara Wana Kerthi ini bagaimana kita memuliakan tumbuh-tumbuhan yang ada di sekitar kita. Sesuai dengan Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 04 Tahun 2022 tentang Tata Titi Kehidupan Masyarakat Bali berdasarkan nilai-nilai Kearifan Lokal Sad Kerthi dalam tatanan kehidupan Bali Era Baru. Melakukan pemujaan terhadap manifestasi Ida Sang Hyang Widhi Wasa sebagai Dewa Sangkara yakni Dewa penguasa tumbuh-tumbuhan,” ujar Wabup Sutjidra.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Buleleng Gede Melandrat menjelaskan penanaman yang dilakukan di Hutan Desa Selat ini menggunakan 50 bibit tanaman. Sebagian besar diantaranya merupakan tanaman langka seperti buah badung, tanaman untuk sarana upakara, hingga tanaman hias bunga cempaka. Diharapkan nantinya pelestarian hutan tidak hanya dilakukan oleh masyarakat desa yang bermukim di seputaran hutan tersebut. Tetapi juga seluruh masyarakat desa yang tinggal lebih jauh dari hutan maupun dari desa lain yang berdampingan. “Kita tidak melihat dari jumlah bibit tanaman yang ditanam, melainkan fokus pada pemeliharaannya. Walaupun dengan jumlah sedikit yang kita tanam tetapi berhasil merawatnya hingga tumbuh besar dan subur. Jangan menyiapkan bibit banyak-banyak tetapi proses penanamannya tidak baik. Edukasi dan sosialisasi yang berkaitan dengan hal itu terus kita lakukan kepada masyarakat,” tutupnya.

Sisi lain Danramil Gede Buktiana mewakili Dandim Buleleng sangat berharap penanaman pohon di hutan raya desa Selat dapat terjaga sehingga komoditi air bersih sebagai kehidupan masyarakat selalu ada karena pohon bagian dari penopang longsor.

“Menanam pohon adalah menanam kebaikan. Sekaligus kita memperbaiki fungsi hutan, sekaligus kita memperbaiki lingkungan hidup yang sehat. Karena alam ini merupakan warisan anak cucu sehingga kita harus sebanyak banyaknya menanam, sesering mungkin menanam. Juga pohon dapat menahan longsor dan menimbulkan air sehingga masyarakat Selat tidak kekurangan air bersih,” ungkap Kapten Gede Buktiana. ds

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *