DaerahJawa

Alternatif Ojek Manjakan Wisatawan Religi Sunan Pandanaran di Bayat

×

Alternatif Ojek Manjakan Wisatawan Religi Sunan Pandanaran di Bayat

Sebarkan artikel ini

Klaten, faktapers.id – Berjarak sekitar 15 kilometer ke arah selatan dan membutuhkan waktu 30 menit dari Kota Klaten, posisi berada di Perbukitan Jabalakat, Masjid Golo memiliki daya tarik tersendiri untuk dikunjungi. Selain bangunan masjid, terdapat juga makam salah satu Waliyulloh berjarak 300 m, yaitu Sunan Bayat atau yang lebih banyak dikenal sebagai Sunan Pandanaran.

Meski jauh dari pusat Kota Klaten, tepatnya berada di Desa Paseban, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah tetap banyak wisatawan dari berbagai daerah yang tandang ke Masjid Golo. Tak hanya menikmati pesona masjid atau beribadah, tapi juga ziarah ke salah satu makam ulama penyebar agama Islam di Jawa tersebut.

Untuk bisa sampai ke Makam Sunan Pandanaran, pengunjung harus siap mendaki Gunung Jabalakat, dengan ketinggian 860 mdpl. Pasalnya, makam wali yang hidup pada masa Kasultanan Demak ini berada di puncak bukit dan harus melewati ratusan anak tangga menanjak akan menjadi saksi bisu perjalanan pengunjung untuk sampai ke puncak area makam.

Ketika menapaki anak tangga untuk sampai ke puncak, pengunjung akan ditemani ratusan pedagang kaki lima di kanan dan kiri jalan. Macam-macam barang diperdagangkan mulai dari kerajinan tangan dan lurik, yang merupakan produk asli warga sekitar. Kemudian ada juga berbagai perlengkapan sholat, aneka souvenir dan kuliner.

Selain tangga menanjak untuk sampai ke puncak, juga tersedia ojek motor untuk menelusuri tepi gunung hingga puncak. Jalur yang dilalui ojek motor sudah diaspal. Bagi pengunjung yang capek jika harus menelusuri tangga, ojek motor bisa menjadi alternatif. Dibutuhkan sedikit keberanian untuk membonceng ojek motor hingga puncak. Pasalnya meski beraspal, jalan yang dilalui cukup sempit dan di tepi gunung.

Adrenalin semakin memuncak ketika harus bersimpangan dengan ojek motor lain yang berlawanan arah. Namun jangan khawatir, tukang ojeknya terbilang andal dalam mengendalikan dan mengendarai sepeda motornya. Transportasi kendaraan ojek ini harganya cukup terjangkau, dengan Rp10 ribu sekali jalan peziarah bisa menikmati perjalanan tanpa harus capek jalan kaki.

Menurut Supriyanto (55) salah satu tukang ojek mengatakan, pihaknya merinci ada sebanyak 125 orang anggota yang mangkal di obyak wisata religi di Bayat. Dalam perjalanannya biaya atau ongkos naik ojek awalnya hanya Rp7 ribu saja, setelah lebaran kemarin ada perubahan kenaikan menjadi Rp10 ribu.

“Pada waktu bulan ramai seperti bulan Suro atau Ruwah, ojek dalam sehari bisa mencapai 15-20 kali, tetapi pada saat sepi cuma bisa angkut penumpang sebanyak 4-5 kali sehari. Untuk anggota semua diutamakan warga paseban atas koordinator pemerintah desa. Harapanya jalan untuk ojek naik keatas bisa dilebarkan lagi supaya keamanan lebih terjaga,” tandas dia, Kamis (2/6/2022).

Menurut sejarah, Sunan Pandanaran adalah tokoh yang menyebarkan agama Islam kepada masyarakat Tembayat ini disebut-sebut dalam sejumlah babad serta cerita-cerita lisan ada kaitanya dengan sejarah Kota Semarang dan penyebaran awal agama Islam di tanah Jawa. Makamnya yang terletak di Perbukitan Jabalakat di Bayat sampai saat ini masih ramai dikunjungi peziarah. Madi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *